Pemilihan Paus

Profil Robert Francis Prevost dari AS, Terpilih Sebagai Paus ke-267 dengan Nama Paus Leo XIV

Prevost adalah paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat sekaligus paus kedua dari benua Amerika setelah Paus Fransiskus.

|
Editor: Apriani Landa
vaticannews
PAUS BARU - Paus Leo XIV melambaikan tangan ke hadapan ribuan umat katolik dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, usai didapuk sebagai Paus ke-267 menggantikan mendiang Paus Fransiskus, Kamis (8/5/2025). Paus Leo XIV lahir di Chicago dengan nama lahir Robert Francis Prevost dan menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat. 

Dan pada tahun yang sama ia terpilih sebagai direktur panggilan dan direktur misi provinsi Agustinian “Mother of Good Counsel” di Olympia Fields, Illinois, Amerika Serikat.

Mengutip laman resmi vatican, pendidikan teologi Paus Leo XIV ditempuh di Persatuan Teologi Katolik Chicago dan Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma pada 1987.

Kiprah Paus Leo XIV DI dunia misi dimulai pada 1985 saat ia dikirim ke Chulucanas, Peru.

Di sana ia menjabat sebagai pastor paroki, pengajar seminari, vikaris pengadilan, dan direktur pembinaan bagi para calon imam.

Kontribusinya selama satu dekade di Peru menjadi fondasi penting dalam membangun reputasi pastoral dan kepemimpinannya. Ia juga dikenal sebagai sosok yang aktif membina komunitas Agustinian di wilayah-wilayah terpencil.

Antara 2001 hingga 2013, Prevost memimpin Ordo Santo Agustinus dari kantor pusat di Roma.

Kemudian, pada 2015, ia ditunjuk sebagai Uskup Chiclayo di Peru sebelum dipanggil kembali ke Vatikan pada 2023 untuk menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup.

Pada 30 September 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.

Dan 8 Mei 2025, proses konklaf yang diikuti 133 kardinal elektor memutuskan dirinya sebagai Paus ke-267, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.

Robert Francis Prevost atau Paus Leo XIV menjadi paus pertama asal Amerika Serikat

Sebagai Paus Leo XIV, Robert Francis Prevost kini menjabat sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik dan kepala negara Kota Vatikan.

Terpilihnya dia bukan hanya mencerminkan keberagaman Gereja Katolik global, tetapi juga membuka lembaran baru dalam kepemimpinan yang berakar dari semangat pelayanan, pendidikan, dan misi lintas budaya.

(*)

(Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved