Yoon Suk Yeol Lengser, Korea Selatan Pilih Presiden Baru Pada 3 Juni 2025
Yoon diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi karena melanggar tugas resminya dengan mengeluarkan dekrit darurat militer pada 3 Desember 2024.
TRIBUNTORAJA.COM, SEOUL - Pemerintah Korea Selatan akan menggelar pemilihan presiden yang baru pada 3 Juni 2025 mendatang.
Jadwal ini ditetapkan setelah Yoon Suk Yeol dari jabatannya sebagai Presiden Korea Selatan pada minggu lalu.
Karier Yoon Suk Yeol berakhir setelah ia mengumumkan darurat militer dan ternyata tidak bertahan lama.
Mantan jaksa berusia 64 tahun ini dimakzulkan oleh Majelis Nasional pada tahun 2024
Puncaknya, minggu lalu, jabatannya sebagai presiden dicopot berdasarkan keputuan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan.
Yoon Suk Yeol meruakan Presiden Korea Selatan ke-13. Ia mulai menjabat sejak 2022 lalu.
Melansir dari CNA, Pilpres Korea Selatan dadakan ini pada 3 Juni ditetapkan setelah kabinet berdiskusi dengan Komisi Pemilihan Umum Nasional hari ini, Selasa (7/4/2025).
Diskusi ini diperlukan untuk menyetujui hari libur umum demi pemilihan umum itu.
Yoon diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi karena melanggar tugas resminya dengan mengeluarkan dekrit darurat militer pada 3 Desember 2024 dan memobilisasi pasukan dalam upaya menghentikan proses parlemen.
Undang-undang tersebut mengharuskan pemilihan presiden baru dalam waktu 60 hari jika jabatan tersebut kosong.
Korea Selatan telah menghadapi kekacauan politik selama berbulan-bulan sejak Yoon mengejutkan negara itu dengan mengumumkan darurat militer, yang memicu pemakzulannya oleh parlemen dan pemakzulan pemimpin sementara Perdana Menteri Han Duck-soo.
Pemakzulan Han kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi dan ia akan terus menjabat sebagai penjabat presiden hingga pemilihan umum.
Kekosongan kekuasaan di pucuk pimpinan pemerintah Korea Selatan telah membayangi upaya Seoul untuk menghadapi pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di tengah meningkatnya tarif AS dan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara ekonomi terbesar keempat di Asia tersebut.
Lee Jae-myung, pemimpin populis dari Partai Demokrat liberal yang kalah tipis dari Yoon pada tahun 2022, adalah calon terdepan.
Namun, ia menghadapi tantangan hukum sendiri dalam berbagai persidangan atas tuduhan termasuk melanggar undang-undang pemilu dan penyuapan.
Kaum konservatif memiliki banyak kandidat.
Menurut jajak pendapat Gallup yang diterbitkan pada tanggal 4 April, 34 persen responden mendukung Lee sebagai pemimpin berikutnya, 9 persen mendukung Menteri Buruh konservatif Kim Moon-soo, 5 persen mantan pemimpin partai berkuasa Han Dong-hoon, 4 persen walikota Daegu Hong Joon-pyo, dan 2 persen walikota Seoul Oh Se-hoon.
(*/KONTAN)
Heboh Fenomena Warga Korea Selatan Ngantor di Kafe, Starbucks Terbitkan Larangan |
![]() |
---|
Penyanyi Asal Korea Selatan, Lee Min Ditemukan Meninggal Dunia, Sempat Rilis Lagu Bulan Lalu |
![]() |
---|
Aktor Film 'Extreme Job' Song Young Kyu Ditemukan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Kapten Timnas U-23 Indonesia Optimistis Hadapi Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia 2026 |
![]() |
---|
9 Drakor di Bulan Agustus 2025: Tayang di Netflix, Vidio, hingga Disney |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.