Ramadan 2025

Hikmah Ramadan, Merawat Kemabruran Puasa bagian 20: dari Shabir ke Mashabir

Di dalam Alquran ada tiga istilah yang sering digunakan Allah, yaitu shabir, mashabir, dan shabur.

Editor: Apriani Landa
Getty Images/iStockphoto/wing-wing
NABI AYYUB - Ilustrasi. Dalam hikmah ramadan yang dibawakan, Menag Prof Nasaruddin meminta untuk meneladani sifat kesabaran Nabi Ayyub. 

Yang menarik untuk diperhatikan dari kisah ini ialah, Allah SWT menyebut Nabi Ayyub sebagai orang yang shabir, bukan mashabir, atau shabur. 

Di dalam Alquran ada tiga istilah yang sering digunakan Allah, yaitu shabir, mashabir, dan shabur.

Kata shabir menunjukkan kepada orang yang sabar, tetapi kesabarannya masih temporer, masih memberi batas, dan sewaktu-waktu masih bisa lepas kontrol sehingga kesabaran menjadi lenyap. 

Sedangkan kata mashabir berarti orang yang sabar dan kesabarannya bersifat permanen tanpa batas. 

Kalau ada orang yang membatasi kesabaran dalam kurun waktu tertentu, seperti ungkapan “tapi kesabaran kan punya batas”, maka orang itu belum masuk ketagori mashabir.

Sedangkan shabur hanya berlaku untuk Allah SWT. Karena itu, salahsatu sifat Allah yang ditempatkan dalam asma’ yang terakhir ialah al-Sabur.

Allah SWT disebut al-Shabur karena Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan ulah dan tingkah laku hamba-Nya. Sekufur dan sedhalim apapun hambanya Ia tetap tidak bergeming dan tetap bersedia untuk memaafkannya. 

Ini buktinya bahwa Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang.
(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved