Ramadan 2025

Hikmah Ramadan, Merawat Kemabruran Puasa bagin 8: Membiasakan Istiqamah

Prinsip-prinsip hidup itu sendiri bersifat universal, sehingga seringkali tumpang tindih antara prinsip hidup menurut nilai agama dan nilai budaya.

|
Editor: Apriani Landa
freepik.com
ISTIQAMAH - Ilustrasi baca doa dengan mengangkat kedua tangan dari freepik, Sabtu (8/3/2025). Hikmah ramadan hari ini mengajarkan kita untuk Istaqamah. 

Oleh Menteri Agama Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA

TRIBUNTORAJA.COM - Istiqamah adalah karakter hidup yang amat mulia. Orang yang tidak memiliki perinsip hidup maka tidak ubahnya perahu tanpa kemudi di tengah samudera. Agama dan budaya setiap masyarakat selalu menekaan arti penting perinsip hidup itu. 

Baik atau buruknya seseorang menurut ukuran agama dan budaya amat ditentukan oleh seberapa kuat seseorang itu memegang teguh dan merawat perinsip hidupnya. 

Prinsip-prinsip hidup itu sendiri bersifat universal, sehingga seringkali tumpang tindih antara perinsip hidup menurut nilai-nilai agama dan nilai- nilai budaya. 

Tidak heran jika pada umumnya orang yang baik dan mengesankan secara agama juga baik dan mengesankan secara budaya, demikian pula sebaliknya.

Di dalam Islam perinsip hidup itu dikenal juga dengan istilah lima perinsip utama (al- dharuriyyat al-khamsah) yang selalu harus dipelihara dan dipertahankan. Yaitu, jiwa (al-nafs), agama (al-din), akal pikiran (al-‘aql), keturunan (al-nasb), dan harta atau property (al-mal).

Kelima hal ini biasa juga disebut perinsip-perinsip hak asasi manusia di dalam Islam. Siapapun tidak boleh mengganggu apalagi merampas lima hak asasi manusia tersebut. 

Jika seseorang terpaksa membunuh karena alasan mempertahankan salahsatu dari lima hak-hak tersebut maka hakim boleh membebaskan yang bersangkutan, sepanjang tidak ada hal lain yang menjadi back-ground di dalam peristiwa tersebut.

Jiwa manusia paling berharga pada diri setiap orang. Orang bekerja secara rutin demi untuk mempertahankan hidup diri dan keluarganya yang hidup di dalam tanggungannya.

Melayangkan jiwa seseorang di dalam Islam sama dengan melayangkan jiwa semua orang, sebagaimana ditegaskan di dalam ayat, barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. 

Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Q.S. al-Maidah/5:32).

Agama sama pentingnya dengan jiwa manusia. Karena itu wajib hukumnya bagi setiap orang untuk menghargai dan melindungi agama dan kepercayaan setiap orang. 

Meskipun agama dan kepercayaan kita berbeda, tetapi kita dituntut menghormati agama dan kepercayaan orang lain. 

Barangsiapa yang menghina ajaran agama orang lain diancam dengan acaman pidana sesuai dengan tingkat keterlibatan yang bersangkutan di dalam kasus kriminal tersebut. 

Karena itu, Islam sebagai sebuah ajaran tidak boleh dipaksakan kepada orang lain, sebagaimana dijelaskandi dalam firman-Nya: 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved