Banyak Siswa Tak Terdaftar, Disdik Makassar Fokus Rampungkan Data Dapodik

TRIBUNTORAJA.COM, MAKASSAR – Dinas Pendidikan Kota Makassar tengah menggenjot penyelesaian data pokok pendidikan (dapodik) siswa yang belum terdaftar.

Upaya ini dilakukan untuk mengatasi masalah siswa yang berstatus ilegal di beberapa sekolah.

Plh Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Nielma Palamba, mengungkapkan bahwa siswa-siswa yang tidak terdaftar tersebut tersebar di 16 SMP di Kota Makassar.

Saat ini, tim Disdik Makassar telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah guna menyelamatkan nasib siswa tersebut.

“Tim kami sudah memberi pemahaman kepada Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) terkait dapodik, dan alhamdulillah dengan berbagai pertimbangan serta niat menyelamatkan anak-anak kita, pusat memberikan solusi untuk segera melakukan langkah-langkah teknis,” kata Nielma Palamba, Jumat (24/1/2025).

Sebagai langkah teknis, Disdik Makassar diminta untuk segera mendata siswa berdasarkan nama dan alamat sesuai sekolah masing-masing.

Baca juga: Pemerintah Ganti Penerimaan Siswa Baru Sistem Zonasi Jadi Domisili, Apa Bedanya?

Nielma menegaskan bahwa ini adalah solusi yang diberikan oleh pemerintah pusat dan harus segera diselesaikan.

“Intinya, pusat sudah memberikan solusi. Solusi itu membutuhkan dokumen-dokumen teknis yang harus disiapkan oleh sekolah dan data siswa yang lengkap,” jelas Nielma.

Ia juga meminta kerja sama dari para orang tua untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan, seperti kartu keluarga, ijazah terakhir anak, dan informasi asal sekolah.

Baca juga: Ujian Nasional Kembali Berlaku untuk Siswa SD dan SMP pada 2026

Dokumen-dokumen tersebut harus diselesaikan sebelum batas akhir pengurusan dapodik pada 31 Januari 2025.

Nielma mengungkapkan bahwa salah satu penyebab tidak terdaftarnya siswa di dapodik adalah karena kelebihan daya tampung di beberapa sekolah.

Hal ini terjadi akibat siswa yang tidak lolos PPDB melalui jalur zonasi atau non-zonasi diakomodir melalui jalur solusi.

Baca juga: FAST Edukasi Siswa SMPN 1 Mengkendek Tentang Bahaya Kekerasan Seksual dan Pernikahan Anak

“Jalur solusi dibuat agar seluruh siswa tetap bisa bersekolah, namun mengabaikan kapasitas dan daya tampung sekolah. Akibatnya, jumlah siswa dalam satu kelas menjadi berlebihan,” tuturnya.

Idealnya, satu rombongan belajar (rombel) hanya diisi oleh 32 siswa.

Namun, beberapa kelas bahkan diisi hingga 50 siswa, jauh melampaui kapasitas ideal.

“Kita fokus di solusinya saja. Apa yang sudah terjadi biarkan menjadi pelajaran, agar tidak terulang kembali,” pungkas Nielma.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul "Disdik Makassar Kumpulkan Data Siswa yang Tak Terdaftar di Dapodik"