750 Ribu Warga Israel Unjuk Rasa Tuntut Netanyahu Mundur, Aktifis Wanita Tewas di Sniper IDF
The Times of Israel menambahkan pembicara aksi unjuk rasa memimpin teriakan "Netanyahu pembunuh!" yang disambut gemuruh demonstran lainnya.
Kementerian luar negeri Turki mengatakan Eygi ditembak tepat di kepala saat demo berlangsung dan menyalahkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas kematiannya.
Para pejabat Palestina menyatakan, Eygi merupakan aktivis muda berusia 26 tahun dari Seattle, Amerika Serikat, yang memiliki kewarganegaraan AS dan Turki.
Eygi baru saja lulus dari Universitas Washington di Seattle, kata rektor di universitas tersebut, Ana Mari Cauce, dalam sebuah pernyataan.
Dia menggambarkan berita kematian Eygi sebagai hal yang "mengerikan" dan mengatakan bahwa Eygi memiliki "pengaruh positif" pada siswa lain.
Dia belajar psikologi serta bahasa dan budaya Timur Tengah di universitas tersebut, kata keluarganya, dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam yang dibagikan oleh organisasi pro-Palestina, Institute of Middle East Understanding.
Militer Israel mengatakan pasukannya telah menembak ke arah seorang laki-laki yang menjadi "penghasut utama" yang memberikan ancaman dengan melemparkan batu ke arah tentara.
Pihak militer sedang menyelidiki laporan bahwa seorang perempuan warga negara asing "tewas akibat tembakan di daerah tersebut. Rincian insiden dan keadaan di mana dia ditembak sedang ditinjau."
Belum ada komentar langsung dari Benjamin Netanyahu mengenai insiden tersebut.
Fouad Nafaa, kepala Rumah Sakit Rafidia di Nablus, mengatakan kepada Reuters bahwa Eygi tiba di sana dalam kondisi kritis dengan cedera kepala serius.
“Kami mencoba melakukan operasi resusitasi padanya, namun sayangnya dia meninggal,” katanya.
Kantor berita resmi Otoritas Palestina, WAFA, mengatakan insiden itu terjadi selama unjuk rasa rutin yang dilakukan para aktivis di Beita, sebuah desa dekat Nablus yang sering dilanda serangan berulang kali terhadap warga Palestina oleh pemukim Yahudi.
Aksi Protes Meningkat sejak 7 Oktober 2023
Al Jazeera, mengutip data yang dikumpulkan Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED), antara 7 Oktober 2023 hingga 30 Agustus 2024, mencatat setidaknya ada 1.240 aksi unjuk rasa yang telah terjadi di Israel.
Frekuensinya terus meningkat, menurut data tersebut.
Diketahui, gelombang protes sudah menghantam Israel sejak sebelum perang di Gaza berlangsung.
11 Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia, dari Mesir hingga Vatikan |
![]() |
---|
Indonesia dan Peru Nyatakan Dukungan Kemerdekaan Palestina |
![]() |
---|
Israel Kembali Serang Palestina, Netanyahu Klaim Tak Ada Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Mo Salah Kecam UEFA usai Kematian 'Pele Palestina' Suleiman Al-Obeid dalam Serangan Israel |
![]() |
---|
Indonesia Bakal Kirim Bantuan Beras 10 Ribu Ton ke Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.