Bitcoin Sempat Anjlok, Pasar Uang Kripto Mulai Menguat Selasa 6 Agustus 2024
Matt Hougan, CEO manajer aset Bitwise, juga membandingkan penurunan akhir pekan ini dengan Maret 2020 dalam pembaruan pasar.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Kecepatan penurunan ini mengingatkan pada crash yang dipicu oleh Covid-19 pada 2020, kata Daniel Cheung, salah satu pendiri firma modal ventura aset digital Syncracy Capital, meskipun penurunan ini tidak seburuk sebelumnya. BTC sempat anjlok 57 persen dalam enam hari pada pertengahan Maret 2020.
Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok Akibat Pemindahan BTC Senilai Rp 3,9 Triliun oleh Pemerintah AS
"Harapkan kripto pulih relatif cepat mengingat sebagian besar penjualan saat ini adalah hasil dari kepanikan dan paksaan," kata Cheung. "Ironisnya, penurunan ini justru membuka pintu menuju pasar bullish yang jauh lebih besar."
Matt Hougan, CEO manajer aset Bitwise, juga membandingkan penurunan akhir pekan ini dengan Maret 2020 dalam pembaruan pasar.
"Rasanya seperti kita mungkin tidak akan pernah pulih. Media mengklaim bahwa Bitcoin telah gagal sebagai aset lindung nilai," kata Hougan. "Namun, sejarah menunjukkan bahwa penurunan akhir pekan ini bisa menjadi peluang beli."
Meski situasi saat ini mungkin menawarkan peluang jangka panjang, risiko jangka pendek tetap ada. Markus Thielen, pendiri 10x Research, mengatakan bahwa BTC bisa turun hingga US$42.000 jika kondisi ekonomi saat ini memburuk menjadi resesi.
(*)
Harga Bitcoin Tembus Rp 1,96 Miliar, Ethereum Ikut Panas Sentuh Level Tertinggi Sejak 2021 |
![]() |
---|
Harga Bitcoin Tembus Rp1,99 Miliar, Tembus All Time High |
![]() |
---|
Harga Bitcoin Tembus USD101 Ribu Usai Serangan AS ke Iran, Sentimen Pasar Kripto Melemah |
![]() |
---|
Penerimaan Pajak Ekonomi Digital Capai Rp 32,32 Triliun, Kripto Sumbang Rp 1,09 triliun |
![]() |
---|
Pertama Kalinya, Harga Bitcoin Tembus 101.000 Dolar AS Kamis 5 Desember 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.