Perang Israel Palestina

Qatar dan Mesir Usulkan Gencatan Senjata di Gaza: Hamas Setuju, Israel Bungkam dan Lanjut Pengeboman

Pengumuman ini disampaikan beberapa jam usai Israel perintahkan 100.000 warga Palestina mulai evakuasi dari Rafah, menandakan serangan darat yang...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
tribunnews
Pemukim Israel berdemo di Tel Aviv menentang pemerintahan Benjamin Netanyahu pada 24 Juli 2023 silam. 

TRIBUNTORAJA.COM - Kelompok Hamas hari Senin (6/5/2024) mengumumkan mereka menerima usulan gencatan senjata Mesir-Qatar untuk menghentikan perang yang sudah berlangsung tujuh bulan dengan Israel.

Pengumuman ini disampaikan beberapa jam usai Israel perintahkan 100.000 warga Palestina mulai evakuasi dari Rafah, menandakan serangan darat yang telah dijanjikan lama di sana bisa segera terjadi.

Hamas mengeluarkan pernyataan pada hari Senin yang menyatakan bahwa pemimpin tertinggi mereka, Ismail Haniyeh, telah menyampaikan kabar tersebut dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Intelijen Mesir. Kedua negara Timur Tengah tersebut telah menjadi mediator dalam beberapa bulan terakhir antara Israel dan Hamas. Namun belum ada komentar langsung dari Israel.

Ini adalah pernyataan resmi dari Hamas yang mengonfirmasi penerimaan usulan gencatan senjata, "Saudara mujahid Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Hamas, melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dan menginformasikan mereka tentang persetujuan gerakan Hamas terhadap usulan mereka mengenai perjanjian gencatan senjata."

 

 

Reaksi Israel

Israel pada hari Senin memberi tahu warga Palestina di Rafah timur untuk pergi karena mereka bersiap untuk meluncurkan kampanye militer di daerah selatan Gaza, meskipun ada oposisi internasional.

Ini tampaknya menunjukkan bahwa Israel tidak menganggap ada kesepakatan yang mungkin terjadi.

Tetapi sekarang, seperti yang diungkapkan oleh wakil pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, bolanya sekarang ada di Israel, yang terkesan merespons dengan hati-hati.

Laporan awal di media Israel menekankan kesepakatan yang disepakati Hamas bukanlah apa yang dibahas Israel.

Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan jauh Itamar Ben-Gvir langsung mengambil alih media sosial untuk menolak kesepakatan dan menyerukan invasi Rafah.

 

Baca juga: Israel Makin Gila, Anggap Semua Laki-laki Palestina Adalah Hamas, Larang Keluar dari Rafah

 

Bahkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan tersebut tidak memenuhi tuntutan Israel tetapi bahwa dia akan mengirim delegasi ke Kairo untuk bertemu dengan negosiator.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved