Jangkau Daerah Terisolir Karena Bencana, BNPB Bakal Kirim 2 Heli ke Luwu Sulsel

Dua helikopter dikerahkan untuk memudahkan distribusi logistik ke Desa Tibussan, Kecamatan Latimojong yang masih tersisolir pasca longsor.

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
tangkapan layar
Kapusdatinkom BNPB, Abdul Muhari, saat menjelaskan kondisi terkini penanganan bencana alam di Indonesia, khususnya di Sulsel, Senin (6/5/2024) malam. 

TRIBUNTORAJA.COM, BELOPA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan berbagai upaya memberikan bantuan kepada korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sulsel, khususnya di Kabupaten Luwu.

Termasuk mengerahkan helikopter untuk menyalurkan bantuan ke kantung-kantung pengungsian yang sulit dijangkau.

Diketahui, sejumlah titik di Kecamatan Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), terisolir akibat banjir dan tanah longsor.

Untuk menyalurkan bantuan logistik, tim penanggulangan bencana menggunakan helikopter.

Dua helikopter dikerahkan untuk memudahkan distribusi logistik ke Desa Tibussan, Kecamatan Latimojong yang masih tersisolir pasca longsor.

Ada sekitar 150 KK dengan jumlah 500 warga Desa Tibussan masih terisolir.

Kepala Desa Tibussan, Juminto, mengatakan sebagian warga ketakutan sebab pergerakan tanah masih sering dirasakan.

"Tadi ada delapan warga yang dibawa menggunakan heli polisi. Tetapi masih ada sekitar 100 orang gabungan lansia dan anak-anak yang harus dievakuasi," jelasnya, Selasa (7/5/2024).

Menurut Juminto, cadangan bahan makanan yang dimiliki warga hanya bisa bertahan hingga besok.

"Kalau cadangan makanan barangkali hanya cukup sampai hari ini. Sedangkan sampai sekarang, distribusi logistik belum sampai. Akses ke desa terdekat juga belum bisa dilalui," keluhnya.

Kapusdatinkom BNPB, Abdul Muhari, menerangkan satu heli yang akan terbang ke Latimojong akan mengirimkan logistik tanpa harus mendarat.

Pasalnya, tidak ada area terbuka luas yang bisa dilakukan untuk mendaratkan heli

"Jadi kita pakai system dropping, logistik dimasukkan dalam wadah kemudian paket ini kita dropping tanpa heli mendarat," katanya dalam jumpa pers, Senin (6/5/2024) malam.

Paket sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga saat menyentuh tanah, tali pengikat akan terbuka dengan sendirinya.

"Begitu logistik kita drop ke darat maka ikatannya akan otomatis lepas. Ini yang akan kita coba," katanya.

"Istilahnya, seperti water boombing yang dipakai saat memadamkan kebakaran," tambahnya.

Muhari mengatakan, cara ini sempat dilakukan saat bencana di Mamuju, Sulawesi Barat.

BNPB berfokus pada penguatan dan penebalan alat angkut udara untuk percepatan distribusi logistik.

"Maka kami menyiapkan dua heli dan satu mobil caravan. Dan satu heli yang akan menuju ke Makassar adalah heli yang memungkinkan untuk melakukan hal itu," jelasnya.

"Karena heli itu yang biasa kami pakai untuk operasi pemadaman karhutla. Mudah-mudahan opsi ini bisa kita lakukan untuk mendistribusikan bantuan di desa yang masih terisolir ini," tambahnya.

Selain opsi tadi, BNPB juga telah berkoordinasi dengan PUPR untuk membangun jembatan baru untuk akses jalur darat.

"Meskipun dalam waktu 14 hari sudah cukup cepat. Tapi kita mau lebih cepat lagi. Mudah-mudahan kita bisa menemukan solusi," tutupnya.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved