Wow, 1 Bitcoin Senilai Rp 1.061 Miliar Per 9 Maret 2024

Harga Bitcoin kali ini mengalahkan rekor puncak aset kripto itu pada 2021, tepatnya dengan nilai nyaris 69.000 dollar AS (sekitar Rp 1.087 miliar).

Editor: Apriani Landa
Unsplash/michael fortsch
Ilustrasi Bitcoin, mata uang kripto. (via Kompas.com) 

Adapun pemasukan senilai 17 miliar dollar AS (kira-kira Rp 266,5 triliun) sejak debut publiknya pada 11 Januari.

Arus masuk bersih ETF Bitcoin spot yang baru berusia 1 bulan lebih ini dilaporkan telah melampaui 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 94 triliun.

Halving day 2024

Bitcoin halving adalah peristiwa yang terjadi 4 tahun sekali. Sesuai dengan namanya, halving pasokan Bitcoin adalah peristiwa di mana imbalan untuk menambang blok baru di blockchain Bitcoin dipotong setengahnya.

Setelah halving day, hadiah BTC yang diberikan kepada penambang akan dikurangi dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok.

Tujuan halving day antara lain untuk membatasi pasokan dan menekan inflasi BTC. Mengacu riwayat sebelumnya, harga Bitcoin selalu mengalami kenaikan signifikan setelah halving day.

Misalnya, Bitcoin mencapai harga 1.000 dollar AS setelah halving tahun 2012 dan mencapai 20.000 dollar AS setelah halving tahun 2016.

Halving terakhir yang terjadi pada 2021 mencetak rekor harga Bitcoin tertinggi sepanjang masa di level 69.000 dollar AS, sebagaimana dihimpun dari BlockWorks.

Dengan berkurangnya pasokan dan berlanjutnya permintaan yang kuat terhadap Bitcoin, hal ini diperkirakan akan mendorong harga BTC ke level yang lebih tinggi dalam jangka pendek.

Selain kedua faktor yang sudah dipaparkan sebelumnya, faktor yang mendorong kenaikan Bitcoin ini juga mencakup ketertarikan institusi finansial dan korporasi terhadap Bitcoin sebagai investasi lindung nilai (hedge) terhadap inflasi. Kemudian faktor berikutnya menyangkut ketertarikan investor ritel terhadap potensi keuntungan tinggi dan daya tarik keuangan Bitcoin yang terdesentralisasi.

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari GizChina, Sabtu (9/3/2024), faktor makroekonomi seperti kekhawatiran inflasi, ketidakpastian geopolitik, dan kebijakan moneter yang longgar dari bank sentral berperan mendorong investor menuju aset alternatif seperti Bitcoin.

Yang perlu diperhatikan, berbagai pihak mengatakan bahwa sulit untuk menghilangkan aspek spekulatif dari aset Bitcoin, misalnya dilihat dari kejatuhannya yang cepat setelah menembus level 70.000 dollar AS.

"Menavigasi harga tertinggi yang lama sangatlah rumit, dan bendungan Bitcoin cenderung tidak meledak saat pertama kali diminta," ujar Antoni Trenchev selaku Co-founder platform pinjaman kripto Nexo. "Volatilitas akan menentukan pasar bullish Bitcoin, dan tahun 2024 akan dipenuhi penurunan 10 persen hingga 20 persen yang tiba-tiba dan memilukan," pungkas Trenchev.

Sumber: Kompas.com

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved