Fakta Pinisi, Kapal Layar Khas Sulsel yang Jadi Google Doodle Hari Ini: Segini Harganya
Keberadaan kapal Pinisi menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang panjang, utamanya di Sulawesi Selatan.
Hal ini tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi tetapi juga mempromosikan kekayaan maritim Indonesia secara global.
Meskipun memiliki peran penting dalam melestarikan kekayaan maritim Indonesia, kapal pinisi menghadapi sejumlah tantangan.
Modernisasi dan perubahan iklim global dapat memengaruhi kelangsungan hidup kapal tradisional ini.
Perlu adanya upaya konservasi dan perlindungan terhadap teknologi dan keahlian tradisional yang digunakan dalam pembuatan kapal pinisi agar warisan budaya ini tetap dapat dijaga dan diteruskan ke generasi mendatang.
Kapal pinisi bukan hanya sekadar alat transportasi laut, tetapi juga sebuah simbol kekayaan maritim dan budaya Indonesia.
Dengan sejarah panjangnya, kapal ini menjadi bukti nyata kepiawaian masyarakat Nusantara dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya laut.
Dalam upaya melestarikan kekayaan maritim Indonesia, perlu adanya dukungan dan perhatian yang lebih besar terhadap kapal pinisi sebagai bagian integral dari warisan budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.
Sehingga, kapal pinisi dapat terus mengarungi samudera sebagai simbol keberlanjutan kehidupan maritim Indonesia yang makmur.
Sejarah dan Bahan
Keberadaan kapal Pinisi menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang panjang.
Kapal pinisi sudah ada sejak 1500-an di Indonesia dan sering digunakan oleh pelaut Konjo, Bugis, dan Mandar asal Sulawesi Selatan untuk mengangkut barang.
Kalau dulunya kapal ini digunakan untuk perdagangan, saat ini banyak kapal pinisi yang digunakan sebagai daya tarik wisata.
Dikutip dari Kemenparekraf, Kapal Pinisi sangat mudah dikenali di perairan. Ciri khas tersebut bisa dilihat dari penggunaan 7-8 layar, serta 2 tiang utama pada bagian di depan dan belakang kapal.
Selain itu, kapal tradisional Indonesia ini juga terbuat dari kayu. Umumnya ada empat jenis kayu yang biasanya digunakan untuk membuat kapal pinisi, yaitu kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.
Di Indonesia, pembuatan kapal pinisi berada di Kabupaten Bulukumba, daerah selatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Sepakbola Sarung Meriahkan HUT ke-80 RI di Bulukumba, Tim Bupati Kalahkan DPRD 3-2 |
![]() |
---|
Alasan Google Jadikan 'Kopi Susu Gula Aren' Jadi Doodle Hari Ini 15 Juli 2025 |
![]() |
---|
Bom Ikan Meledak di Rumah Warga Bulukumba, Ibu Rumah Tangga Tewas |
![]() |
---|
Waspada Modus Penipuan Catut Nama Kapolres Bulukumba, Masyarakat Diminta Waspada |
![]() |
---|
Ketua Golkar Bulukumba Dukung Wali Kota Makassar di Musda Golkar Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.