Pedagang di Pasar Sentral Makale Keluhkan Harga Cabai Tidak Stabil Imbas El Nino, Pembeli Sepi!

Berdasarkan survei yang dilakukan Tribun Toraja atas pedagang eceran bahan pokok di Pasar Sentral Makale, hargai cabai jenis rawit saat ini...

Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Donny Yosua
TribunToraja/Freedy Samuel
Salah satu pedagang cabai di Pasar Makale. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Pedagang di Pasar Sentral Makale yang menjadi pasar induk di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, mengeluhkan ketidakstabilan harga cabai, mulai dari cabai jenis rawit, cabai merah, dan cabai kriting, Minggu (3/12/2023).

Berdasarkan survei yang dilakukan Tribun Toraja atas pedagang eceran bahan pokok di Pasar Sentral Makale, hargai cabai jenis rawit saat ini menyentuh angka Rp 90 ribu per kilogram, sedangkan minggu lalu Rp 100 ribu per kilogram.

Kemudian harga cabai merah menyentuh angka Rp 60 ribu per kilogram, di mana minggu lalu Rp 50 ribu per kilogram.

 

 

Dan cabai kriting Rp 70 ribu per kilogram, sementara minggu lalu Rp 50 ribu per kilogram.

“Sebenarnya jika ingin dihitung perminggu, dan dibandingkan dengan harga minggu sebelumnya agak susah. Karena ini kan kadang ada naik, terus ini hari turun, besok naik lagi, tidak stabil harga sekarang,” beber Suryati karyawan di Toko Rempah Jaya Pasar Sentral Makale.

Pedagang eceran di Pasar Sentral Makale mengaku mendapatkan pasokan cabai mereka dari Sudu, Kabupaten Enrekang.

 

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 3 Desember 2023 Stagnan, Cek Rinciannya

 

Salah satu penyebab ketidakstabilan harga ini ditengarai kemarau panjang dibarengi fenomena El Nino yang membuat cabai sulit dipanen.

“Kalau kemarin kan kemarau lama sekali, jadi cabainya susah untuk tumbuh. Jadi jarang barangnya, jadi mahal,” ucap pedagang Pasar Sentral Makale lainnya sekaligus karywan di Kios Ma Aco, Sukmawati.

Dilansir dari banggaikep.go.id, kemarau berkepanjangan dapat mengancam petani cabai gagal panen akibat bibit yang ditanam mati kekeringan.

 

Baca juga: Pasar Murah di Jelang Nataru: Telur Rp 46 Ribu Per Rak, Beras Rp 53 Per 5 Kg

 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat November 2023 terjadi inflasi sebesar 0,38 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 2,86 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baik secara bulanan maupun tahunan, penyumbang utama inflasi di antaranya cabai merah dan cabai rawit.

Terdapat tiga faktor penyebab inflasi cabai merah dan cabai rawit pada November 2023.

 

Baca juga: Jadwal Lengkap Lovely December 2023, Festival Akhir Tahun Kembali Hadir di Tana Toraja!

 

Penyebabnya yakni cuaca yang tidak menentu karena fenomena El Nino, tidak lancarnya distribusi, dan kurangnya pasokan.

Secara bulanan, cabai merah dan cabai rawit memberikan andil utama inflasi masing-masing sebesar 0,16 dan 0,08 persen.

Sementara secara tahunan, keduanya memberikan andil terhadap inflasi 0,19 dan 0,10 persen.

 

Baca juga: Bawang Merah Naik Rp5 Ribu di Pasar Makale

 

Menyikapi hal tersebut, pedagang eceran bahan pokok di Pasar Sentral Makale mengaku mengurangi stok pasokan cabai mereka akibat pembeli yang belum stabil.

“Ambilnya cabai rawit 10 kilogram, merah 5 kilogram, karena kalau mahal barang begini takut ambil banyak. Karena kalau begini kan belum banyak pembeli, jadi kita ambil sedikit-sedikit,” kata Suryati.

“Karena pada saat ini kan barang semua naik, pembeli juga belum stabil, kurang pembeli jadi kita ambil secukupnya saja,” lanjutnya.

Senada dengan Suryati, Sukmawati mengaku mengambil pasokan lebih sedikit guna menghindari kerugian akibat cabai yang membusuk.

“Ambilnya dari Sudu, Enrekang, sedikit-sedikit. Karena kan mahal barangnya, kalau tinggal begini busuk, jadi sedikit karena mahal,” jelas Sukmawati.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved