Pilpres 2024

PDIP Sedih Ditinggal Jokowi, Prabowo: Ini Proses Demokrasi, Kader Saya Juga Banyak Dibajak

Padahal, Jokowi telah diberikan dukungan akar rumput dan seluruh simpatisan PDI-P sejak menjadi Wali Kota Solo hingga menjabat sebagai Kepala Negara.

Editor: Imam Wahyudi
kompas.com
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tampak duduk berdampingan dan berbincang akrab saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-77 TNI di Istana Merdeka, Rabu (5/10/2022). 

TRIBUNTORAJA.COM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku sedih karena ditinggal Presiden Joko Widodo setelah merestui Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.

Gibran, anak sulung Presiden Jokowi, merupakan kader PDI-P yang kini menjabat Wali Kota Solo. 

Kesedihan PDIP ini mendapat respon dari bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.

Prabowo mengatakan, Partai Gerindra yang dia pimpin juga kerap mengalami pembajakan kader.

"Ini kan proses demokrasi. Banyak kader saya juga yang diambil pihak lain," ujar Prabowo saat ditemui di Posko Pemilih Prabowo-Gibran, Gunawarman, Jakarta, Senin (30/10/2023).

Prabowo mengklaim hubungan antara dirinya dan PDI-P tetap baik-baik saja selepas Gibran jadi bakal calon wakil presidennya.

Lagipula, Prabowo mengingatkan, mereka tetap dalam satu bangsa yang sama.

"Ya kita baik-baik saja ya kan. Kan kita satu bangsa, satu negara," ucapnya.

Seperti diketahui pasangan Prabowo-Gibran didukung Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Garuda, dan Partai Bulan Bintang. 

Partai-partai tersebut membentuk Koalisi Indonesia Maju (KIM). 

Kesedihan PDIP

Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tengah merasakan sedih yang mendalam lantaran ditinggal Jokowi.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto melalui keterangan tertulis kepada awak media, Minggu (29/10/2023).

“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini,” kata Hasto.

Menurut Hasto, tidak sedikit akar rumput PDI-P yang tak percaya bahwa kader terbaiknya itu rela berpaling dari Partai Banteng yang membesarkan namanya.

Padahal, Jokowi telah diberikan dukungan akar rumput dan seluruh simpatisan PDI-P sejak menjadi Wali Kota Solo hingga menjabat sebagai Kepala Negara.

"Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” kata Hasto.

“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi,” imbuh dia.

Hasto menuturkan, sejak adanya isu PDI-P akan ditinggalkan, seluruh kader dan simpatisan berharap hal tersebut tidak terjadi.

Namun, kenyataannya Jokowi yang didukung sejak menjabat Wali Kota Solo, Gubernur DKI dan Presiden RI dua periode itu benar-benar meninggalkan PDI-P.

“Awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” tutur Hasto.

Adapun perubahan sikap Jokowi terlihat ketika merestui putra sulungnya yang kini menjabat Wali Kota Solo itu maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.

Padahal, Jokowi dan Gibran merupakan kader Partai Banteng Moncong Putih yang menyatakan sikap mendukung Ganjar Pranowo yang diusung PDI-P sebagai bakal calon presiden yang akan didukung.

Langkah Kepala Negara itu dinilai sebagian pihak sebagai upaya melanggengkan kekuasaan untuk membangun dinasti politik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapi Kesedihan PDI-P, Prabowo: Kader Saya Juga Banyak yang Diambil"

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved