Jadi Status Waspada, Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat

Meskipun Gunung Slamet saat ini berstatus "waspada," informasi yang terbaru menegaskan bahwa peningkatan ini belum mengakibatkan hujan abu.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Antara
Puncak Gunung Slamet terlihat dari kawasan Wanawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM, JAWA TENGAH - Pihak Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet, yang berada di bawah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet di Jawa Tengah, Senin (23/10/2023).

Meskipun Gunung Slamet saat ini berstatus "waspada," informasi yang terbaru menegaskan bahwa peningkatan ini belum mengakibatkan hujan abu.

Status Gunung Slamet dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) sejak tanggal 19 Oktober 2023.

 

 

Kepala Pos PGA Slamet, Muhammad Rusdi menjelaskan, hujan abu biasanya terjadi setelah letusan atau erupsi gunung.

Saat ini, aktivitas vulkanik di Gunung Slamet masih relatif lemah, dan belum terjadi letusan atau erupsi yang menghasilkan material vulkanik.

"Hujan abu itu harus ada letusan dulu atau erupsi, jadi bawa material dari dalam. Itu masih lemah," kata Rusdi dikutip dari Antara.

 

Baca juga: SAR Gunung Hutan Kembali Digelar Anak Rimba Toraja, Fokus Pencarian dan Evakuasi

 

Rusdi juga menjelaskan, gempa tremor terus-menerus terjadi di Gunung Slamet, tetapi data kegempaan masih fluktuatif dan belum menunjukkan tanda-tanda gempa letusan atau erupsi.

Demikian juga dengan suara gemuruh yang terdengar di beberapa hari terakhir.

Menurut Rusdi, suara tersebut disebabkan oleh petir dan faktor cuaca.

 

Baca juga: Mbah Yuni, Wanita Pendaki Usia 70 Tahun Berhasil Capai Puncak Gunung Slamet

 

Bukan karena aktivitas Gunung Slamet. Hal ini tidak terdeteksi di seismograf.

"Kegempaan di Gunung Slamet sampai saat ini masih gempa tremor menerus dan datanya fluktuatif, naik-turun, dan belum terjadi gempa letusan atau erupsi," tegasnya.

Rusdi mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Slamet, termasuk Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu-isu yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

 

Baca juga: Tambang Galian C Masih Beroperasi di Toraja Utara, Ini Penampakan Lubang Menganga di Gunung

 

Masyarakat diharapkan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat atau Pos PGA Slamet untuk memastikan informasi yang benar.

Rusdi juga mengingatkan agar masyarakat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG, seperti tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.

 

Baca juga: Berstatus Siaga, Gunung Anak Krakatau Sembulkan Abu Vulkanik 3 Hari Terakhir

 

Sebelumnya terdapat video sebuah mobil yang kotor akibat debu di salah satu rumah warga di Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Sumbang, Banyumas menimbulkan pertanyaan apakah debu tersebut merupakan abu vulkanik dari Gunung Slamet.

Namun, Rusdi memastikan bahwa debu tersebut bukanlah abu vulkanik dari Gunung Slamet.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved