Ratusan Lumba-lumba Air Tawar Sungai Amazon Ditemukan Mati, Diduga Akibat Kekeringan dan Suhu Panas
Para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti apakah kekeringan dan panas merupakan penyebab meningkatnya kematian lumba-lumba.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
TRIBUNTORAJA.COM, AMERIKA SELATAN - Bangkai 120 lumba-lumba air tawar ditemukan mengambang di anak sungai Amazon di Brasil selama semingg terakhir.
Kematian ratusan lumba-lumba sungai tersebut diduga disebabkan karena kekeringan dan cuaca panas.
Institiut Mamiraua, sebuah kelompok penelitian di Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil menyebutkan dua lumba-lumba mati ditemukan pada Senin (2/10/2023) waktu setempat, di wilayah sekitar Danau Tefe.
Para ahli percaya suhu air yang tinggi kemungkinan besar menjadi penyebab kematian lumba-lumba tersebut.
Disebutkan, suhu air di wilayah Danau Tefe melebihi angka 39 derajat celsius.
Media setempat juga melaporkan, selain lumba-lumba, ribuan ekor ikan lainnya juga mati.
Baca juga: Atap Gereja di Meksiko Rubuh saat Sedang Misa, 11 Orang Tewas Termasuk 3 Anak-anak
"Kami telah mendokumentasikan 120 bangkai dalam seminggu terakhir," ujar salah satu peneliti di Mamiraua Institute, Miriam Marmontel.
Lumba-lumba sungai Amazon, sebagian besar berwarna merah jambu.
Ia adalah spesies air tawar unik yang hanya ditemukan di sungai-sungai Amerika Selatan dan merupakan salah satu dari sedikit spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia.
Baca juga: Penjelasan BMKG Toraja Soal Suhu Panas di Bulan September Hingga Oktober
Siklus reproduksi yang lambat membuat populasi mereka sangat rentan terhadap ancaman.
Marmontel mengatakan, sekitar delapan dari setiap 10 bangkai yang ditemukan adalah lumba-lumba merah muda, yang disebut “boto” di Brasil, dan mewakili 10 persen dari perkiraan populasi mereka di Danau Tefe.
“Sepuluh persen adalah persentase kehilangan yang sangat tinggi, dan kemungkinan peningkatannya dapat mengancam kelangsungan hidup spesies di Danau Tefe,” kata Marmontel seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Akhir-akhir Ini Suhu Udara Makin Panas, Benarkah Akan Capai 40 Derajat Celcius? Ini Penjelasan BMKG
Boto dan lumba-lumba sungai abu-abu yang disebut “tucuxi” termasuk dalam daftar merah spesies terancam oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.
Institut Konservasi Keanekaragaman Hayati Chico Mendes di Brazil telah mengerahkan dokter hewan dan ahli mamalia air untuk menyelamatkan lumba-lumba yang masih hidup di danau tersebut.
Para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti apakah kekeringan dan panas merupakan penyebab meningkatnya kematian lumba-lumba.

Namun mereka berupaya menyingkirkan penyebab lain, misalnya infeksi bakteri yang bisa membunuh lumba-lumba.
Faktanya, sedikitnya terdapat 70 bangkai yang muncul ke permukaan pada akhir pekan lalu ketika suhu air Danau Tefe mencapai 39 derajat Celsius.
Suhu tersebut lebih tinggi 10 derajat dibandingkan suhu rata-rata pada tahun ini.
Baca juga: Makassar dan Sekitarnya Bakal Dilanda Cuaca Ekstrem, Suhu Udara Naik Jadi 40 Derajat Celcius
Suhu air menurun selama beberapa hari tetapi naik lagi pada hari Minggu menjadi 37 derajat Celsius.
Aktivis lingkungan menyalahkan kondisi panas yang luar biasa ini sebagai penyebab perubahan iklim, yang membuat kekeringan dan gelombang panas lebih mungkin terjadi dan parah.
Baca juga: Makassar Dilanda UV Ekstrem, Suhu Mencapai 37 Derajat Celcius
Ayan Fleischmann, Koordinator Geospasial di Mamiraua Institute mengatakan, kekeringan berdampak signifikan pada komunitas tepi sungai di wilayah Amazon.
“Banyak masyarakat yang terisolasi, tidak memiliki akses terhadap air berkualitas baik, tidak memiliki akses terhadap sungai yang merupakan sarana transportasi utama mereka,” ujarnya.
(*)
suhu panas
Amazon
Brasil
lumba-lumba air tawar
lumba-lumba sungai
lumba-lumba
Danau Tefe
Mamiraua Institute
Estevao Willian Resmi Gabung Chelsea, Eks Palmeiras yang Pernah Tampil di Piala Dunia U-17 Indonesia |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Tiba di Indonesia usai Kunjungi Sejumlah Negara, Ini Hasil Diplomasi 15 Hari |
![]() |
---|
Jenazah Juliana Marins Dimakamkan di Brasil, Keluarga Kritik Lambatnya Evakuasi di Indonesia |
![]() |
---|
Identitas Perempuan Toraja Yang Galang Donasi untuk Agam Rinjani, Terkumpul Rp 1,3 Miliar |
![]() |
---|
Agam Rinjani: Penggalang Donasi Warga di Brasil Ternyata Orang Toraja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.