Anak 3 Tahun Digigit Anjing

Soal Sampel Anjing Gigit Warga di Toraja Utara, Ini Penjelasan Dinas Pertanian Torut

Ia menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium akan keluar minggu depan. Pemeriksaan akan dilakukan di Balai Besar Veteriner (BBVet) Kabupaten Maros.

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
TribunToraja/Freedy Samuel
Sekertaris Dinas Pertanian Toraja Utara, Leo Lasta 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Anjing yang menggigit dua warga di Tagari, Kecamatan Tallunglipu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, telah dimatikan. Sampelnya dibawa ke Dinas Pertanian Toraja Utara untuk diperiksa apakah membawa virus rabies atau tidak.

Pemilik anjing terpaksa mematikan hewan peliharaannya itu karena telah menggigit dua orang dalam dua hari terakhir ini.

Rabu (23/8/2023) kemarin, anjing yang habis melahirkan ini menggigit anak usia 3 tahun yang juga merupakan tetangga pemilik anjing. Balita ini mengalami luka di bokong dan juga leher.

Anjing yang sama kembali menerkam remaja yang lewat di depan rumahnya, Kamis (24/8/2023) siang. Akibatnya, remaja tersebut mengalami luka robek di betisnya.

Kedua korban sudah dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perwatan medis, termasuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).

"Iya, sampel anjing sudah dibawa ke Dinas Pertanian untuk diperiksa," ucap keluarga pemilik anjing.

Sekertaris Dinas Pertanian Toraja Utara, Leo Lasta, Kamis sore, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi tersebut.

Ia menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium akan keluar minggu depan. Pemeriksaan akan dilakukan di Balai Besar Veteriner (BBVET) Kabupaten Maros.

"Untuk laboratorium pemeriksaannya ada di Maros, biaya pemeriksaan dikenakan kepada yang mengajukan, dalam hal ini pihak keluarga yang digigit anjing sebesar Rp 155 ribu," ungkapnya.

Ia menjelaskan untuk standar pemeriksaan tersebut, Kabupaten Toraja Utara mengatakan tidak mempunyai dana.

"Dari dulu Dinas Pertanian Torut sudah usulkan ke Pemkab Toraja Utara, tapi katanya dana tidak ada," jelasnya.

Ia berharap, ke depan akan ada pengadaan laboratorium yang mumpuni di Toraja Utara.

Karena, Toraja termasuk wilayah yang rawan timbulnya penyakit rabies. Karena, populasi anjing di Toraja terbilang tinggi.

"Toraja secara umum rawan akan timbulnya penyakit yang disebabkan oleh hewan, maka penting untuk pengadaan laboratorium yang memenuhi standar layak. Untuk SDM sendiri sudah lumayan ada kok," imbuhnya.

Diketahui bahwa kasus rabies di Toraja Utara terbilang paling tinggi di Sulawesi Selatan. Hingga semester 1 tahun 2023, terdapat tiga kasus rabies yang berujung pada kematian.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved