Kualitas Udara DKI Jakarta Duduki Peringkat 1 TERBURUK Sedunia Hari Ini 13 Agustus 2023

Adapun, konsentrasi Particulate Matter (PM 2.5) di Jakarta mencapai 90,4 mikrogram per meter kubik atau 18,1 kali di atas nilai panduan kualitas...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
IQAir
Indeks kualitas udara di Jakarta pada Minggu (13/8/2023) pagi menunjukkan angka 169. 

TRIBUNTORAJA.COM - Indeks kualitas udara (AQI atau Air Quality Index) di Jakarta pada Minggu (13/8/2023) pagi menjadi yang terburuk sedunia.

AQI Jakarta berada di nomor pertama dengan angka mencapai 169 per pukul 09.11 WIB.

Menilik situs pemantau kualitas udara, IQAir, angka AQI di Jakarta bahkan mencapai 172 pada pukul 07.00 WIB.

 

 

Angka tersebut dikategorikan sebagai “Tidak Sehat”.

Jakarta mengalahkan kota-kota lain di dunia, seperti Kampala, Uganda dengan AQI 160, Kuwait 159, Doha, Qatar dengan 157, hingga Dubai 156.

Adapun, konsentrasi Particulate Matter (PM 2.5) di Jakarta mencapai 90,4 mikrogram per meter kubik atau 18,1 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Material yang terkandung dalam PM 2.5 ini disebut menjadi penyebab berbagai gangguan saluran pernapasan.

 

Baca juga: Jakarta Raih Peringkat 2 Terburuk soal Kualitas Udara, Pemprov DKI Bakal Terbitkan Pergub

 

Apa Penyebabnya?

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto sebelumnya menjelaskan penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta belakangan ini. Asep menjelaskan bahwa hal ini berkaitan dengan musim kemarau.

“Memang Juli hingga September biasanya itu kan musim kemarau sedang mencapai tinggi-tingginya sehingga memang berakibat pada kondisi udara, kualitas udara yang kurang baik,” kata Asep, Jumat (11/8/2023) dikutip Kompas.com.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro menjelaskan bahwa faktor utama dari buruknya kualitas udara di Jakarta adalah transportasi dan industri.

 

Baca juga: Soal Kualitas Udara, Jakarta Masih di Peringkat Dua TERBURUK Dunia Hari Ini Jumat 11 Agustus 2023

 

Laporan dari Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies tentang emisi pencemaran udara di Jakarta pada 2020 menunjukkan bahwa total emisi pencemaran sulfur dioksida mencapai 4.257 ton per tahun.

Sumber penghasil emisi terbesar adalah sektor industri manufaktur dengan angka 2.637 ton per tahun atau setara 61,9 persen.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan berbagai strategi untuk mengatasi buruknya kualitas udara di Jakarta. Terdapat tiga strategi yang telah disiapkan.

 

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Raih Peringkat Dua TERBURUK di Dunia per 10 Agustus 2023

 

Pertama, strategi peningkatan tata kelola. Nantinya DLH DKI Jakarta akan mengendalikan pencemaran udara dengan kebijakan dan regulasi.

Kedua, strategi pengurangan emisi pencemaran udara, termasuk menggencarkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.

Ketiga, imbauan kepada warga untuk memeriksa kondisi kualitas udara.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved