Profil AGH Ambo Dalle yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ulama Asal Sulsel
AGH Ambo Dalle termasyhur karena mendirikan organisasi keislaman Darud Da'wah wal Irsyad dan Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad Mangkoso.
TRIBUNTORAJA.COM, MAKASSAR - Ini profil AGH Ambo Dalle. Ulama sekaligus pendiri Darud Da'wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, ini diusulkan Pahlawan Nasional Indonesia.
Pengusulan ini memasuki tahapan seminar yang digelar di Hotel Mercure, Makassar, Sabtu (22/7/2023), bertajuk "Seminar Nasional untuk Gelar Pahlawan Nasional Pendiri DDI AGH Ambo Dalle".
Seminar ini akan diikuti santri dan alumni Ponpes DDI dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Ini salah satu agenda perjuangan kami di DDI. Anregurutta Ambo Dalle sudah diusulkan menjadi Pahlawan Nasional tahun lalu. Semoga tahun ini sudah tercapai,” kata panitia Seminar Nasional Pahlawan Nasional AGH Abdurrahman Ambo Dalle, Nurhasan, Sabtu pagi, dilansir dari Tribun-Timur.com.
Sementara itu, DDI berakar dari didirikannya Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) di Mangkoso pada 21 Desember 1938 oleh AGH Ambo Dalle.
AGH Ambo Dalle lahir pada tahun 1900 dan meninggal pada 29 November 1996. Ia memiliki nama lengkap AGH Abdurrahman Ambo Dalle.
Dia termasyhur karena mendirikan organisasi keislaman Darud Da'wah wal Irsyad dan Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad Mangkoso.
Pada masa kecilnya, Ambo Dalle mempelajari ilmu agama dengan metode sorogan (sistem monolog), yaitu guru membacakan kitab, sementara murid mendengar dan menyimak pembicaraan guru.
Pelajaran membaca dan menghafal Alquran ia peroleh dari bimbingan bibi serta kedua orang tuanya, terutama sang ibu.
Agar lebih fasih membaca Alquran, Ambo Dalle belajar tajwid kepada kakeknya, Puang Caco, seorang imam masjid yang fasih membaca Alquran di Desa Ujung.
Selama menuntut ilmu, Ambo Dalle tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu Alquran, seperti tajwid, qiraat tujuh, nahwu, sharaf, tafsir, dan fikih saja, tapi ia juga mengikuti Sekolah Rakyat (Volk School) pada pagi hari serta kursus bahasa Belanda pada sore hari di HIS Sengkang dan belajar mengaji pada malam harinya.
Sementara itu, untuk memperluas cakrawala keilmuan, terutama wawasan modernitas, Ambo Dalle lalu berangkat meninggalkan Wajo menuju kota Makassar.
Di kota ini, ia mendapatkan pelajaran tentang cara mengajar dengan metodologi baru melalui Sekolah Guru yang diselenggarakan Syarikat Islam (SI).
Pada saat itu, SI yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto berada dalam masa kejayaan dan benar-benar membuka tabir kegelapan bagi wawasan sosial, politik, dan kebangsaan di seluruh Tanah Air.
Ketika mengikuti sekolah guru di Makassar inilah, ia menemukan kehidupan sosial yang lain dan jauh berbeda dari tanah Wajo yang masih sepi.
Dukung Tokoh Aceh Daud Beureueh Jadi Pahlawan Nasional, Menko Yusril: Sejarah Perlu Ditulis Ulang |
![]() |
---|
Gubernur Sulut Yulius Selvanus Pernah Ngaku Keturunan Pong Tiku, Pahlawan Nasional dari Toraja |
![]() |
---|
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Ditentang, Kemensos Siap Tampung Aspirasi Publik |
![]() |
---|
Besok 21 April, 50 Ucapan Selamat Hari Kartini, Cocok Diunggah di Instagram dan Facebook |
![]() |
---|
Imam Masjid DDI Mangkoso Barru Tewas Tertabrak Mobil Pemudik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.