Cerita Michelin Sallata Pemudi Asal Toraja Dapat Beasiswa INSPIRASI Untuk Kuliah di Selandia Baru

Sebanyak 10 pemuda asal Indonesia Timur yang berhasil melalui berbagai tahapan seleksi sehingga akhirnya dikirim ke Selandia Baru.

|
Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Apriani Landa
Istimewa
Michelin Sallata, pemuda Toraja, saat berada di Selandia Baru 

TRIBUNTORAJA.COM - Michelin Sallata menjadi orang Toraja pertama yang menerima beasiswa Indonesia Young Leaders Programme bernama 'INSPIRASI'. Lewat beasiswa ini, Michelin bisa menuntut ilmu di Selandia Baru.

Hal ini disampaikannya melalui podcast yang dilakukan secara daring bersama TribunToraja.com beberapa waktu yang lalu.

"Jadi sebenarnya memang itu suatu berkat ya bisa ada di Selandia Baru. Waktu masih zaman kuliah S1 dulu memang sudah punya keinginan untuk melanjutkan studi, mau belajar lebih banyak lagi," ucap Michelin.

"Tetapi kalau saat ini ada di Selandia Baru, itu karena ikut program beasiswa dari Indonesia Young Leaders Programme, namanya INSPIRASI," tambah Ketua Umum Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) tersebut.

Beasiswa INSPIRASI menawarkan kesempatan kepada para pemimpin muda untuk mengeksplorasi ide dan pendekatan baru demi pembangunan berkelanjutan baik di Indonesia Timur maupun Selandia Baru serta menginspirasi mereka untuk berpikir kreatif tentang tantangan di komunitas mereka sendiri.

07062023_Michelin_Sallata_1
Michelin Sallata bersama rekan-rekannya di Selandia Baru

Menurut Michelin, sebanyak total 10 orang pemuda asal Indonesia Timur yang berhasil melalui berbagai tahapan seleksi sehingga akhirnya dikirim ke Selandia Baru untuk belajar langsung di Auckland University of Technology, termasuk dirinya.

"Jadi pemerintah New Zealand (Selandia Baru) membuka untuk 10 orang dari Kawasan Timur Indonesia setiap tahunnya untuk diberi beasiswa dan itu memang tergantung dari isu apa yang kita bawakan. Jadi memang ada beberapa proyek yang dilakukan dan dinilai," paparnya.

"Selain itu, ada beberapa proses seleksi yang dilewati sehingga kita menjadi salah satu penerima beasiswa dan setelahnya baru akan diberangkatkan ke New Zealand untuk belajar langsung di kampus salah satu mitra yaitu Auckland University of Technology," imbuh Michelin.

Michelin mengatakan, setelah program ini, ia akan kembali ke Toraja untuk mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan tujuan awalnya.

"Kita menyerap semua ilmu yang ada, kemudian nanti setelah program ini selesai kita akan meninggalkan Selandia Baru dan harus kembali lagi ke tempat dimana kita akan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai anak muda atau pemimpin muda. Nah kalau dalam hal ini, saya karena asal dari Toraja harus kembali ke Toraja," beber Michelin.

Michelin mengaku sudah menjalankan program ini selama satu tahun. Awalnya dimulai dengan kelas daring.

"Kalau ditanya totalnya berapa lama jika dihitung dari saya seleksi dulu, ini sudah satu tahun lebih sih, cuma memang ada penyesuaian program tergantung dari kondisi. Kalau dilihat dari sejarah INSPIRASI itu sendiri sebenarnya mereka programnya enam bulan di Selandia Barunya, tetapi karena adanya pandemi COVID-19 dan kemudian pemerintah setempat menutup negaranya untuk menerima orang asing masuk maka ada penyesuaian," ungkap Michelin.

"Waktu itu programnya sempat distop untuk datang ke sini, tapi tetap berjalan secara daring untuk kami. Puji syukur kami bisa berangkat, tapi memang diperpendek durasinya," terang Michelin.

Dengan pendanaan dari NZ Aid Programme, UnionAID telah memberikan kesempatan unik kepada 122 pemimpin komunitas muda dari Myanmar, Indonesia Timur, dan Mindanao (Filipina selatan) untuk belajar tentang demokrasi, hak asasi manusia, keadilan gender, Te Tiriti o Waitangi, dan pengembangan komunitas di Aotearoa dan sudah berlangsung selama 10 tahun.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved