Aliansi Pemuda Simbuang Mappak Duduki Kantor Bupati Hingga Malam, Ngotot Ingin Ketemu Bupati

TRIBUNTORAJA.COM - Unjuk rasa Aliansi Pemuda Simbuang Mappak belangsung hingga malam. Massa aksi bersikeras tidak mau bubar sebelum ditemui Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung.

Pantauan Tribun Toraja, hingga pukul 19.11 wita, mereka bertahan dan menduduki area depan pintu Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Tana Toraja, Makale, Tan Toraja, Senin (29/5/2023).

"Kami tidak akan pulang sbelum bertemu Bupati, itu komitmen kami saat ke tempat ini. Kami jauh-jauh dari Makassar dan Simbuang untuk menyuarakan keadaan daerah kami. Pantang pulang sebelum ada hasil," kata koordinator aksi, Oktavianus Oko kepada di lokasi demonstrasi.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi pemuda Simbuang Mappak berunjuk rasa di kantor Bupati Tana Toraja, Senin (29/5/2023).

Mereka menuntut janji Pemerintah Kabupaten Tana Toraja secara khusus Bupati Theofilus Allorerung dan Wakilnya Zadrak Tombeg.

Pasalnya, saat audiens sebelumnya bulan September 2022, Bupati berjanji menganggarkan Rp 3 miliar untuk perbaikan jalan Kabupaten di 3 desa Simbuang dan Mappak, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Namun, anggaran yang terealisasi hanya Rp 1 miliar. Kendati ini membuat IPPEMSI Makassar dan IPSIM kembali ke kampung halaman menuntut janji tersebut.

Aksi yang dimulai pukul 09.15 Wita itu bahkan sempat ricuh. Salah seoeang pendemo saling baku pukul dengan pegugas. Tidak berlangsung lama, keadaan kembali kondusif sehingga berlanjut hingga malam lantaran Bupati tak mau menemui para pengunjuk rasa.

"Kami menuntut janji bupati saat kami temui bulan 9 lalu menganggarkan Rp 3 miliar untuk jalan poros Simbuang Mappak. Namun sampai saat ini tidak ada realisasinya," teriak koordinator lapangan, Sandi dari mobil komando.

Mereka bahkan membakar ban dan melumuri pintu masuk kantor Bupati dengan lumpur yang dibawa dari Simbuang.

"Kami sengaja membawa lumpur dari daerah kami biar kalian tahu beginilah keadaan kami di Simbuang Mappak seperti apa. Kalau Bupati jijik melihat lumpur ini, maka perbaikilah karena kami bertahun-tahun merasakan keadaan ini," kata Sandi.(*)