Pilpres Amerika Serikat

Sosok Ron DeSantis, Gubernur Florida yang Akan Menantang Donald Trump di Pilpres Amerika Serikat

Ron DeSantis diperkirakan akan menjadi penantang Donald Trump yang juga menyatakan akan maju sebagai Capres Amerika Serikat.

Editor: Muh. Irham
Getty
Donald Trump dan Ron DeSantis 

TRIBUNTORAJA.COM - Pilpres Amerika Serikat akan berlangsung pada tahu 2024 mendatang. Gubernur Florida, Ron DeSantis telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden Amerika Serikat.

Ron DeSantis diperkirakan akan menjadi penantang Donald Trump yang juga menyatakan akan maju sebagai Capres Amerika Serikat.

Dilansir dari Gulf News, Kamis (25/5/2023), DeSantis yang kini berusia 44 tahun telah menghabiskan sebagian besar kariernya di bidang pelayanan publik dan pemerintahan.

Sementara di Harvard Law School, ia ditugaskan sebagai perwira di Angkatan Laut AS. Setelah lulus, dia bergabung dengan Korps Advokat Umum Hakim sebagai pengacara.

Dalam peran itu, dia ditugaskan ke kamp penjara militer di Teluk Guantanamo, Kuba. Dia mengawasi perlakuan terhadap para tahanan. Kemudian dia dikerahkan ke Irak untuk menjadi penasihat tim Navy SEAL.

Bahkan DeSantis pun pernah bekerja sebentar sebagai asisten pengacara AS di Florida sebelum menerima tawaran di kursi kongres AS pada 2012. Dia bertugas di Kongres hingga mencalonkan diri sebagai gubernur pada 2018.

Ketika ia menjabat sebagai Gubernur Florida, ia tidak dikenal luas oleh publik. Bahkan, Partai Republik yang menjadi pengusungnya pada dasrnya tidak menyukai sosok DeSantis.

Kemudian dia mendapat dukungan dari Presiden Trump saat itu, yang dia puji di jalur kampanye dan iklan TV. DeSantis akhirnya memenangkan pemilihan dengan selisih tipis.

Trump sejak itu memuji kemenangan DeSantis dan menuduh rekannya dari Partai Republik tidak setia karena mempertimbangkan untuk menantangnya dalam pencalonan Presiden AS.

Kemenangan tipis itu tidak meyakinkan DeSantis bahwa dia harus memerintah dengan konsensus.

Seperti yang telah dia jelaskan dalam pidatonya baru-baru ini, dia memiliki mandat untuk mengambil keuntungan penuh dari kekuasaan yang diberikan kepada gubernur.

DeSantis telah menggunakan kekuatan itu dengan memengaruhi undang-undang, menghukum para pengkritiknya dan mengemas pengadilan, kantor, dan dewan negara bagian dengan sekutu.

Beberapa pengamat politik di ibu kota negara bagian pun mengatakan bahwa dia adalah gubernur paling berkuasa dalam sejarah negara bagian itu.

DeSantis juga dikenal sebagai seorang penggemar olahraga bisbol. Sewaktu kecil dulu, ia bahkan penah mencapai seri dunia liga pada tahun 1991.

DeSantis didaulat sebagai kapten tim bisbol universitas sebagai sarjana di Universitas Yale. Jersey Yale miliknya tergantung di kantornya di Capitol Florida.

Masuknya Ron DeSantis ke dalam perlombaan menuju Gedung Putih 2024 melawan mantan Presiden Donald Trump membuat bentrokan antara dua tokoh Partai Republik kian keruh.

Mantan gubernur Florida itu tampaknya berusaha untuk menggulingkan seorang pria yang telah mendominasi Republik selama tujuh tahun terakhir bertahun-tahun.

Trump, yang telah membuktikan dirinya sebagai calon terdepan untuk nominasi Partai Republik, telah menghabiskan waktu berbulan-bulan sejak dia meluncurkan kampanyenya sendiri.

DeSantis yang naik daun, telah lama dianggap sebagai penantangnya yang paling serius. DeSantis sejauh ini telah mencoba untuk tetap berada di atas keributan, mengabaikan serangan Trump yang meningkat pada segala hal mulai dari catatan hingga kepribadiannya.

“Kampanye akan menjadi jauh lebih intens. Dia tidak bisa begitu saja meremehkan tagihan penandatanganan Tallahassee, ”kata ahli strategi Republik Alex Conant dari kubu DeSantis.

“Sekarang dia harus melakukan kampanye, menjawab pertanyaan media dan membalas lawan-lawannya," ungkapnya, seperti dilansir dari Associated Press.

Tapi DeSantis, selama serangkaian acara Rabu (24/5/2023) malam saat meluncurkan kampanyenya, hanya melakukan pukulan terselubung pada saingan utamanya tanpa menyebut namanya.

Ini adalah strategi yang mengingatkan pada tahun 2016, ketika pasukan saingan Trump dari Partai Republik gagal mengejar kandidat secara langsung karena takut mengasingkan pendukungnya dan berasumsi secara keliru bahwa melaju menjadi capres.

“Tidak ada pengganti untuk kemenangan. Kita harus mengakhiri budaya kalah yang menjangkiti Partai Republik dalam beberapa tahun terakhir,” kata DeSantis dalam debut Twitter Spaces yang terkendala kesulitan teknis.

“Kita harus melihat ke depan, bukan ke belakang,” tambahnya.

Dalam sebuah wawancara nanti dengan Fox News, DeSantis mengaku percaya semua kandidat harus berpartisipasi dalam debat utama Partai Republik yang direncanakan, yang diancam oleh Trump untuk diboikot.

"Tidak ada yang berhak atas apa pun di dunia ini," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved