Heboh Kelompok Al-Mukarramah di Bone Dituding Ajarkan Aliran Sesat, Begini Faktanya

TRIBUNTORAJA.COM - Sebuah aliran kepercayaan tengah jadi perbincangan masyatakat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dari informasi dihimpun Tribun Timur, Aliran kepercayaan itu dikenal dengan nama Puang Nene.

Ada juga menyebutnya dengan nama Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara.

Penganut kepercayaannya berasal dari Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.

Banyak mengira jika aliran Al-Mukarrama tersebut memiliki ajaran menyimpang dari agama Islam.

Kepala Desa Mattirowalie Andi Swandi, Kamis (23/3/2023) mengatakan, tudingan yang menyebut aliran Al-Mukarrama adalah aliran sesat, belum bisa dibuktikan.

Sebab belum ada putusan dari Kementerian Agama.

"Kemarin saya bersama Kapolsek dan Danramil sudah mencoba untuk melakukan mediasi. Hasilnya, itu merupakan kelompok organisasi masyatakat," katanya.

Terkait isu yang beredar jika kelompok Al-Mukarrama tidak mewajibkan untuk salat dan membebankan pembayaran kepada anggotanya, hal itu pun tidak benar adanya.

"Kalau terkait yang katanya tidak mewajibkan anggotanya untuk salat, sebenarnya itu tidak demikian. Yah mirip kayak ummat Islam kebanyakan, yang salatnya bolong-bolong," jelasnya.

"Kalau soal pembayaran itu, memang mereka membenarkan hal tersebut, namun tidak mematok tarif, tapi seikhlasnya saja. Uang itu nantinya digunakan untuk acara mangade' (Baca: pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa)," sambungnya.

Terpisah, Kapolsek Libureng, Iptu Andi Haeruddin mengatakan, jika kelompok Al-Mukarrama tersebut sebenarnya berasal dari Kabupaten Soppeng.

Pemimpinnya bernama Walinono alias Puang Nene.

"Walinono ini dari Soppeng. Biasanya anggota kelompoknya ini yang pergi ke Soppeng, biasa juga sebaliknya," katanya.

Kalau di Desa Mattirowalie, ada juga anggotanya yang dituakan, bernama Hasan alias Acang.