Gempa di Turki
Kisah Mahasiswa Indonesia Korban Gempa Turki: Apartment Hancur, Logistik Sulit
Karena belum menemukan tempat untuk evakuasi, Hammam memutuskan kembali ke kampus Kahramanmaras Sutcu Imam Universitesi untuk mengungsi.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
TRIBUNTORAJA.COM - Sekitar pukul 03.00 pagi waktu Turki, Hammam Ishthifaulloh, mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di Tukiye itu terbangun.
Karena masih amat pagi, Hammam berkeinginan untuk tidur lagi, tapi ada firasat untuk mengurungkan niatnya tersebut.
Ia tak menyangka, pukul 04.00 pagi waktu Turki terjadi gempa Turki bermagnitudo 7,8.
Baca juga: Unhas Kirim Tim Dokter ke Turki, Berangkat Hari Ini
Saat gempa terjadi, Turki sedang dalam kondisi hujan musim dingin.
Aliran listrik langsung mati seketika.
"Waktu itu mulai terasa gempa sekitar 04.00. Kami semua langsung keluar dari apartemen. Teman saya bahkan tidak sempat mengambil kacamatanya. Jadi sepanjang keluar dari apartemen, ia terkena luka karena tersandung beberapa kali, tidak kelihatan karena minus," kata Hammam saat dihubungi Tribunnews, Selasa (7/2/2023).
Apartmen hancur, logistik kurang
Saat itu, Hammam bersama temannya tinggal di apartemen daerah Kota Kahramanmaras.
Karena sedang masa libur kuliah.
Tidak banyak mahasiswa yang ada di apartemen maupun di kampus.
Tak cukup waktu lama setelah gempa terjadi, apartemen yang ia huni bersama tiga orang temannya hancur.
Beruntung, dua orang teman lainnya tidak sedang berada di lokasi saat gempa terjadi pada Senin (6/2/2023).
Hammam mengatakan, ia hanya bisa menatap apartemennya yang hancur.
Tak ada barang yang bisa ia bawa, tinggal baju yang ia pakai seadanya.
"Kami hanya bisa menunggu, sampai lama. Hingga ada ambulans lewat dan mengantar kami ke rumah sakit. Tapi kami tidak lama di sana karena luka teman saya ringan," tambah Hammam, yang juga ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki Kahramanmaras.
Baca juga: UPDATE Terbaru Jumlah Korban Jiwa Gempa Bumi Turki dan Suriah, Salju Makin Menumpuk
Karena belum menemukan tempat untuk evakuasi, Hammam memutuskan kembali ke kampus Kahramanmaras Sutcu Imam Universitesi untuk mengungsi.
Sebetulnya, tempat Hammam dan ribuan warga Turki mengungsi itu bukan tenda resmi pemerintah, karena bantuan dari pemerintah belum tiba di lokasi pagi itu.
Para warga saling menolong dan Hammam sempat diberikan baju ganti dan makanan.
Meski pakaian yang diterima masih belum cukup menghangatkan badan Hammam di tengah dinginnya suhu Turki kala itu.
Beberapa warga lainnya terpaksa mengambil makanan dan obat di toko sekitar karena minimnya logistik yang diterima.
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sendiri, kata Hammam, sudah mentransfer dana untuk bertahan.
"Tapi bagaimana mengambilnya? Tidak ada ATM dan kalau ada, beli makanan di mana? Nggak ada yang jual karena itu banyak yang menjarah," kata siswa asli Semarang ini.
Bahkan untuk kesediaan listrik, ia dan warga Turki lainnya harus menunggu sekitar 3 jam.
Itupun, tidak semua colokan listrik atau steker bisa digunakan.
Baca juga: Indonesia Kirim Bantuan ke Turki dan Suriah Pasca Gempa
Jadi, untuk mengisi daya handphone, ia harus antri dengan warga lainnya.
Dikutip dari Kompas.com, saat dihubungi, Hammam tengah menunggu jemputan dari pihak KBRI.
"Saya dikabari untuk diajak pindah ke Pusat Kota. Mungkin Ankara, atau kemana, belum tahu," kata dia.
Ia juga belum menerima kabar apapun dari kampusnya, selain kabar dari sesama mahasiswa Indonesia.
"Harusnya, tanggal 13 Februari ini mulai kuliah. Mungkin diundur. Entah ya, belum ada kontak dengan pihak kampus bahkan dosen sekalipun," kata dia.
Sampai saat ini, titik kumpul orang Indonesia yang sudah diarahkan ada dua, di stadium dan kampus di Kahramanmaras.
"Teman-teman pelajar Indonesia di kampus ada 40-an orang, sedangkan di pengungsian pusat kota, pelajar Indonesia ada 9 orang," tuturnya.
Baca juga: UPDATE WNI Korban Gempa Turki, 10 Luka-luka, Tidak Ada yang Meninggal
Di bawah naungan PPI Kahramanmaras, Hammans mengatakan ada sekitar 50-an orang yang terdampak gempa Turki.
Untuk yang berada di Kota Gaziantep sekitar 20-an mahasiswa.
Ia juga sudah menghubungi keluarganya.
"Panik ada, tapi setelah saya hubungi pastinya lega," kata mahasiswa berusia 21 tahun ini.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Foto-foto Apartemen Mahasiswa Indonesia di Kahramanmaras Turki Hancur Karena Gempa"
Turki
Indonesia
Kahramanmaras
Perhimpunan Pelajar Indonesia
Kahramanmaras Sutcu Imam Universitesi
KBRI
Gaziantep
| Pesawat Hercules C-130 Tetap di Turki Hingga 20 Februari, Dubes: Perintah Prabowo |
|
|---|
| Tim Bantuan Medis Unhas Tiba di Turki, Bangun 20 Tenda Darurat untuk Pelayanan Kesehatan |
|
|---|
| Video Viral Bocah Perempuan di Suriah Lindungi Adiknya Tertimbun Reruntuhan Gempa Akhirnya Selamat |
|
|---|
| Ajaib! Bayi Baru Lahir di Suriah Ditemukan Selamat Tertimbun Reruntuhan Gempa |
|
|---|
| UPDATE Gempa Turki, 1 WNI Asal Bali Ditemukan Tewas Tertimbun Reruntuhan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/mahasiswa-turki-korban-gempa-2-822023.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.