Sarita, Kain Batik Toraja yang Mengandung Doa

Kain bermotif ini mencuri perhatian wisatawan di antara deretan kain tenun atau wastra khas Toraja lainnya.

|
Editor: Apriani Landa
TribunToraja/Tini
Sarita, kain batik khas Toraja 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Toraja memiliki kain batik yang diberi nama Sarita.

Sarita, menurut masyarakat Toraja artinya kain yang bercerita.

Kain bermotif ini mencuri perhatian wisatawan di antara deretan kain tenun atau wastra khas Toraja lainnya.

Selain tenun, Toraja memang dikenal memiliki batik sejak ratusan tahun yang lalu.

Ukuran batik Sarita cukup beragam. Ada yang berukuran lebar, tapi banyak juga yang kecil memanjang 3-4 meter, bahkan ada yang lebih.

Corak dan motifnya simbolik dengan gaya megalitikum bergambar manusia dan bunga dalam bentuk geometris.

Baca juga: Sarita Toraja Raih Penghargaan di Inacraft 2023, Laris Manis Diborong Pengunjung Mancanegara

Baca juga: Makna Batik Sarita, Batik Khas Tana Toraja yang Dipakai Pj Gubernur Sulsel di Hari Batik Nasional

Selain itu, ada juga yang berbentuk kerbau dan pohon. Tampaknya ini berasal dari pengaruh agama Hindu-Buddha.

Suku Toraja percaya pada legenda bahwa kain itu dibawa oleh nenek moyang saat turun dari puya (surga) untuk bermukim di bumi.

Sama seperti membatik, pada proses pembuatan kain Sarita juga ada perintang warna. Biasanya menggunakan malam atau bubur beras.

Pewarnaannya bukan dengan dicelup melainkan dengan menorehkan warna menggunakan ranting kayu.

Salah satu tempat yang masih menjajahkan sarita dengan berbagai macam motif dan inovasi ini dapat dijumpai di Katokkon Cafe.

Pendiri Katokkon Cafe Tana Toraja, Merda Mangayun, mengatakan bahwa lahirnya kain sarita ini diawali dari masyarakat Toraja yang hanya mengenal tanda.

"Jadi Toraja tidak mengenal huruf, jadi dia hanya mengenal simbol-simbol. Semua mengandung nilai dan doa, filosofi itu digambarkan dalam bentuk simbol-simbol," katanya.

Motif lukisan dari kain sarita ini tidak hanya dilukiskan begitu saja, namun dibalik keindahan kainnya juga terselip sebuah doa.

"Itulah yang kemudian kita ambil dan kita pakai dalam kehidupan keseharian kita, karena rata-rata semuanya itu berisi doa, pesan-pesan," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved