Sang Torayan
Merauk Upacara Adat Syukuran Rumah Tertinggi di Toraja, Berikut Rangkaiannya
Merauk merupakan upacara syukuran rumah yang tidak boleh dilakukan sembarangan orang. Hanya oleh kasta tertentu saja.
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Apriani Landa
TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Tradisi Merauk merupakan ritual warga adat Toraja sebagai ungkapan rasa syukur mereka pada Tuhan dan juga para leluhur.
Tradisi ini sudah dilakukan sejak ribuan tahun dan bertahan hingga kini.
Merauk merupakan upacara syukuran rumah yang tidak boleh dilakukan sembarangan orang. Hanya oleh kasta tertentu saja.
"Kasta yang boleh melakukan tradisi Merauk atau Ma'tallu Rarana adalah Tana' Bulaan (Strata Emas) dan Tana' Bassi (Strata Besi)," kata Pong Ruk, seorang masyarakat Tongkonan Kambisa, Kecamatan Sanggalla Utara, Kabupaten Tana Toraja, kepada TribunToraja.com, Selasa (3/1/2023).
Tradisi atau ritual Merauk biasanya digelar dalam beberapa hari.
Berikut ini beberapa rangkaian kegiatan dalam tradisi Merauk:
1. Hari Pertama disebut Manombon (Ma'ta'da)
Artinya mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan pada puncak acara.
2. Hari kedua disebut Ma'tarampak
Dalam acara Ma'tarampak sangat sarat dengan kegiatan.
Sejak pagi sampai sore disebut Ma'beloi yang artinya menghiasai pelataran upacara.
Setelah itu semua rumpun keluarga berkumpul di atas Batu Arriri (Tongkonan) untuk melaksanakan acara yang disebut Ma'Rebongan Didi atau Ma'sossoranrengnge.
Prosesi ini sungguh hikmat dan sakral.
3. Hari ketiga disebut Allona
Artinya puncak upacara atau hari persembahan kurban.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.