Denny Cagur Ungkap Alasan Toraja Belum Ditetapkan Sebagai Warisan Dunia UNESCO
Denny menjelaskan bahwa proses pengajuan status warisan dunia UNESCO untuk Tana Toraja telah berlangsung sejak sekitar tahun
Penulis: Anastasya Saidong Ridwan | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Anggota Komisi X DPR RI, Denny Cagur, mengungkapkan alasan di balik belum ditetapkannya Toraja sebagai warisan dunia UNESCO, meski tradisi adat Rambu Solo’ telah lebih dulu diakui sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2017.
Menurut Denny, salah satu kendala utama dalam penilaian UNESCO adalah menurunnya tingkat keaslian arsitektur tradisional Toraja, terutama pada rumah adat Tongkonan.
“Salah satu poin penting penilaian UNESCO adalah aspek keaslian. Dulu, rumah adat Toraja beratap bambu dan bertiang kayu. Sekarang banyak yang sudah berubah, atapnya dari seng dan tiangnya dari beton. Hal-hal seperti ini memengaruhi skor penilaian keaslian,” jelas Denny dalam kunjungan kerja Komisi X DPR RI di Gedung Tammuan Mali, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, Rabu (12/11/2025).
Pernyataan Denny itu menanggapi pertanyaan Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Toraya, Romba Marannu Sombolinggi, yang menyoroti kurangnya perhatian terhadap perlindungan cagar budaya dan lemahnya dokumen pendukung untuk penetapan Toraja sebagai warisan dunia.
“Kami berharap dukungan dari pemerintah pusat melalui Komisi X agar penetapan Tana Toraja sebagai warisan dunia dapat diperjuangkan kembali,” kata Romba.
Denny menjelaskan bahwa proses pengajuan status warisan dunia UNESCO untuk Tana Toraja telah berlangsung sejak sekitar tahun 2013, namun belum membuahkan hasil karena proses penilaian yang panjang dan ketat.
“Pada 2015, hasil penilaian menunjukkan banyak aspek yang belum memenuhi standar UNESCO, termasuk soal konservasi dan autentisitas budaya,” tambahnya.
Meski demikian, Denny menegaskan bahwa Komisi X DPR RI akan terus mendorong upaya pelestarian budaya Toraja serta memperkuat potensi pariwisatanya.
“Saya bersyukur bisa melihat langsung tempat-tempat luar biasa di Toraja. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami di Komisi X, bagaimana potensi wisata dan budaya seperti ini bisa memberi dampak bagi pendidikan, riset, dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke Tana Toraja ini menjadi momentum penting untuk memperkuat perlindungan cagar budaya sekaligus mendorong percepatan penetapan Tana Toraja sebagai warisan dunia UNESCO.(*)
| Bupati Tana Toraja Minta Bantuan Revitalisasi Sekolah ke Komisi X DPR RI |
|
|---|
| Bupati Toraja Utara Temani Denny Cagur Eksplor Wisata Ke'te Kesu' |
|
|---|
| Pemerhati Budaya Toraja Nilai Sanksi 48 Ekor Kerbau untuk Pandji Pragiwaksono Tidak Masuk Akal |
|
|---|
| TAST Klarifikasi Soal Sanksi Adat Terhadap Pandji: Belum Ada Keputusan Resmi |
|
|---|
| Warga Tiga Tongkonan di Sa'dan Toraja Utara Tolak Revitalisasi Lapangan Adat Senilai Rp4 Miliar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/CAGAR-BUDAYA2.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.