Patane Diterjang Longsor

Alat Berat Sulit ke Lokasi, Butuh Anjing Pelacak Untuk Deteksi Jenazah yang Tertimbun Longsor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUTUH ANJING PELACAK - Daniel Possali, Kepala Lembang (Desa) Lo'ko Uru, Kecamatan Rindingallo, Toraja Utara, Sulsel, saat diwawancarai di lokasi longsor, Rabu (26/2/2025) sore. Daniel berharap kepolisian bisa memberikan bantuan anjing pelacak untuk mendeteksi jenazah yang belum ditemukan.

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Pencarian 12 jenazah yang masih tertimbun longsor di Lembang (Desa) Lo'ko Uru, Kecamatan Rindingallo, Toraja Utara, Sulsel, terkendala peralatan.

Pencarian hari kedua, Selasa (26/2/2025), oleh warga dibantu personil TNI dan Polri belum membuahkan hasil.

Mereka mencari dengan peralatan seadanya seperti cangkul, sekop, linggis, dan juga kayu/bambu. Sayangnya, peralatan itu tidak sepadan dengan tebalnya material longsor.

Alat berat yang diharapkan bisa untuk memudahkan penggalian sepertinya sulit. Pasalnya, akses ke lokasi tidak bisa dilewati alat berat.

Pasalnya, lokasi berada di daerah berbukit dan lereng.

Setelah berembuk, warga dan keluarga pemilik patane berharap dibantu oleh pihak aparat dengan mendatangkan anjing pelacak.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Lembang Lo'ko Uru, Daniel Possali, saat ditemui di lokasi.

LONGSOR TIMBUN PATANE - Warga mengevakuasi jenazah dari Patene yang rusak diterjang tanah longsor di Lembang (Desa) Lo'ko Uru, Kecamatan Rindingallo, Toraja Utara, Sulsel, Selasa (25/2/2025). Masih ada 12 jenazah yang belum ditemukan. (TribunToraja/Freedy Samuel)

"Tadi warga berembuk, bagaiamana kalau dibantu pakai aanjing pelacak dari Polda Sulsel agar memudahkan pencarian," ucapnya.

Pong Tian, sapaan akrab Daniel Possali, menambahkan mengenai biaya operasional, akan dirembukkan pihak keluarga dan warga setempat.

"Ini sementara kami coba hubungi semua keluarga yang kami kenal, semoga ada titik terang. Semuanya pasti akan dibicarakan ke depan," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, longsor menimpa kuburan keluarga khas Toraja di Lembang (Desa) Lo'ko Uru, Kecamatan Rindingallo, Selasa (25/2/2025).

Adapun kuburan itu terdiri dari 2 liang (batu yang dilubangi) dan dua patane (kuburan khas Toraja yang berbentuk rumah).

Untuk diketahui bahwa setiap rumpun keluarga di Toraja memiliki kuburan sendiri, berupa liang (batu yang dilubangi sehingga membentuk ruang di dalamnya) atau membangun patane (kuburan modern berbentuk rumah).

Jenazah dari rumpun keluarga dimasukkan dalam liang atau patane.

Dari 4 liang/patane yang rusak karena longsor ini, 1 masih kosong alias belum ada jenazah di dalamnya. "Itu karena patane-nya masih baru," kata seorang warga.

Sementara 3 lainnya sudah berisi banyak jenazah. Ada satu liang yang di dalamnya terdapat 30 jenazah.

Total dari 3 liang/patane itu terdapat 70 jenazah.
 
Saat longsor, jenazah berserakan dan terseret material longsor.

Di hari pertama pencarian, 58 jenazah berhasil dievakuasi. Masih ada 12 yang dalam pencarian.

(*)