RM Khalisa, Warung Makan Halal di Tana Toraja Menu Ayam Geprek Pakai Cabai Termahal di Dunia

Penulis: Muhammad Rifki
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warung Makan Khalisa, Makale, Tana Toraja, Sulel.

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE – Satu lagi rekomendasi warung makan halal di Kota Makale, Tana Toraja, Sulsel.

Namanya Warung Makan Khalisa yang berlokasi di simpang tiga Makale, Jalan Nusantara, Kelurahan Bombongan, Kecamatan Makale, Tana Toraja.

Semua menu Warung Makan Khalisa terverifikasi halal oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Indonesia.

Menu yang ditawarkan, di antaranya ayam goreng, ayam bakar, ayam geprek, ayam kampung goreng, ikan goreng, nasi goreng, mie bakso, batagor, gado-gado, hingga aneka jus.

Pemilik Warung Makan Khalisa, Burhanuddin Majid, mengatakan selain dijamin halal, yang membedakan Warung Makan Khalisa dari rumah makan lainnya yaitu cita rasa dan platting menu yang disajikan kepada pelanggan.

“Kita membedakan dari rasa dan penampilan di mejanya gitu,” ungkap Burhanuddin saat dikonfirmasi di lokasi, Kamis (21/11/2024) sore.

Apalagi, kata dia, Warung Makan Khalisa menggunakan katokkon, cabai khas Toraja sebagai sambal ayam geprek yang menjadi menu favorit pelanggan.

“Ada campuran cabai katokkon dalam sambal ayam geprek, menu andalan di sini. Orang Toraja kan suka yang pedas-pedas. Itu kami dapatkan dari petani langsung yang menjualnya di Pasar Sentral Makale,” ungkap Burhanuddin.

Warung Makan Khalisa didirikan Burhanuddin bersama sang istri pada awal 2020.

Burhanuddin awalnya mengaku tak ada niatan mendirikan usaha rumah makan, apalagi dengan latar belakang otomotif yang dimilikinya.

Awalnya, Burhanuddin dan istri hanya memanfaatkan lahan kosong milik orangtuanya yang lokasinya cukup strategis karena berada di jalan poros.

Menariknya, pada grand opening Warung Makan Khalisa saat itu, semua menu yang disajikan gratis. Dan kini usaha Burhanuddin telah berjalan selama sekira empat tahun.

Warung Makan Khalisa memiliki total enam orang karyawan.

Adapun omzet yang dihasilkan per hari mencapai Rp2juta lebih.

Sekadar diketahui, Toraja Raya meliputi Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara adalah daerah dengan mayoritas penduduknya beragama Kristen.

Di sisi lain, Toraja Raya merupakan destinasi wisata utama Sulsel.

Toraja, bahkan telah menjadi destinasi wisata dunia.

Karena daerah berpenduduk mayoritas Kristen sehingga wisatawan Muslim sering mengeluhkan sulitnya menemukan warung makan halal di Toraja.

Cabai Katokkon

Lada katokkon atau cabai katokkon mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. 

Hal ini karena tanaman yang memiliki nama latin Capsicum annum L.var.sinensis hanya dapat tumbuh di dataran tinggi sekitar 1000 - 1500 mdpl.

Cabai katokkon adalah jenis cabai khas Tana Toraja.

Di Tana Toraja, cabai katokkon biasa digunakan sebagai campuran untuk masakan khas seperti pa'piong, tollo lending, utun tutu, dan tutuk lada.

Ciri cabai katokkon adalah memiliki bentuk bulat tak sempurna yang sekilas agak mirip paprika namun lebih kecil dan gemuk.

Seperti cabai rawit, ukuran normal cabai katokkon adalah sekitar 3 - 4 cm saja.

Selain itu dari segi warna, cabai ini berwarna hijau keunguan saat masih muda dan berwarna merah segar saat sudah matang.

Salah satu keistimewaan dari cabai khas Tana Toraja ini tentunya tak hanya dari bentuk namun juga dari segi rasa.

Rasa cabai katokkon disebut memiliki tingkat kepedasannya 4-6 kali lebih pedas dari cabai rawit biasa.

Bahkan, ada yang menyebut cabai Katokkon memiliki rasa pedas di level lima atau setara dengan 20 cabai rawit.

Cabai katokkon juga mengandung antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.

Selain itu, cabai katokkon juga bermanfaat untuk menambah nafsu makan, obat awet muda karena bisa memperlambat penuaan, anti stress, membantu mengatasi masalah persendian, menurunkan kolesterol, melancarkan aliran darah, mencegah stroke, meredakan batuk berdahak, melegakan hidung tersumbat, dan meredakan migrain.

Karena itu, jangan heran jika harga cabai katokkon bisa mencapai dua kali lipat harga cabai biasa.

Bahkan, katokkon diklaim sebagai cabai termahal di dunia.

Terlebih ketika hasil panen menurun seperti pada musim penghujan maka harga di pasaran bisa menembus ratusan ribu rupiah.

Dilansir dari laman pertanian.uma.ac.id, cabai katokkon biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 50.000 per kilogram. 

Kebijakan Halal Warung Makan Khalisa

Pada Februari 2024, Warung Makan Khalisa secara resmi terverifikasi Halal oleh BPJPH dengan nomor sertifikat ID73110014957761023.

Pengakuan Burhanuddin, butuh waktu sekira dua bulan untuk memperoleh sertifikasi Halal yang dinilai berdasarkan beberapa syarat di antaranya surat izin usaha, bahan pokok, pengambilan hewan, kebersihan, hingga kelayakan.

“Pembedanya sebelum dan sesudah terverifikasi Halal secara resmi pasti pelanggan lebih yakin, apalagi untuk wisatawan yang datang berkunjung ke Toraja,” beber Burhanuddin.

Tana Toraja memang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata unggulan Indonesia.

Salah satu wisata unggulan Tana Toraja yakni Objek Wisata Religi Buntu Burake tempat Patung Yesus Memberkati berada.

Pantauan Tribun Toraja, Warung Makan Khalisa yang bernuansa biru dan putih telah memajang logo Halal resmi di berbagai sudut seperti pada menu, tembok, hingga neon sign.

Selain citarasa, Warung Makan Khalisa memprioritaskan kenyamanan, kebersihan dan keramahan.

Menu-menu yang tersedia di Warung Makan Khalisa juga dapat dipesan pelanggan secara online melalui aplikasi Draiv dan Maxim.

Selain itu, Warung Makan Khalisa menerima pesanan nasi kotak untuk berbagai jenis acara.

(*)