TRIBUNTORAJA.COM - Ratusan warga Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, yang terisolir akibat longsor memutus jalan menuju kecamatan tersebut, mulai diserang penyakit.
Di sisi lain, persedian obat di puskesmas maupun puskesmas pembantu (pustu) kian menipis.
Hal ini diungkapkan Kepala Puskesmas Latimojong, Mardimading.
"Cadangan obat-obatan sangat menipis. Di pustu juga hampir habis. Jadi mohon suplai makanan dan obat-obatan bisa dibantu," ujar Mardimang, Selasa (7/5/2024).
Suplai obat-obatan kepada warga terdampak di sejumlah dusun juga terkendala akses jalan antar dusun yang terputus.
"Suplai obat-obatan ke tempat tertentu juga masih belum bisa dijangkau. Jalan antar dusun terputus. Kemudian keterbatasan obat juga karena tidak semua desa punya akses ke puskesmas," beber Mardimading.
Dia menambahkan, warga yang terisolir akibat bencana tanah longsor mulai terserang berbagai macam penyakit.
"Ada yang flu, batuk, diare, demam dan kemudian juga hipertensi karenan mungkin stres melihat keadaan seperti ini," jelasnya.
"Warga trauma banyak. Itulah ada peningkatan, rata-rata yang datang hipertensi karena mereka trauma. Mereka dalam kondisi tidak labil," tambahnya.
Selain suplai logistik, sambung Marimading, dia meminta agar paket obat-obatan segera dikirimkan.
Longsor menerjang Kecamatan Latimojong pada Jumat (3/5/24) dinihari.
Selain memutus akses jalan dan jembatan, longsor merenggut nyawa 8 warga Desa Buntu Sarek.
Lima hari pasca tanah longsor di Kecamatan Latimojong, akses jalan masih terputus.
Bantuan logistik dan evakuasi warga masih menggunakan jalur udara menggunakanhelikopter Carakal milik TNI AU dan helikopter AW 169 milik Polri.
Tenaga medis dan personel TNI/Polri juga telah dikerahkan untuk membuat Pos Aju di daerah terisolir.
Pos Aju merupakan fasilitas untuk mendukung pos utama untuk mengkoordinasikan dan menyiapkan sumber daya dalam merespon kejadian bencana.(sauki)