TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja melalui Panitia 110 Tahun Injil Masuk Toraja (IMT) menyelenggarakan parade syukur di Tongkonan Sangulele (TS), Kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/3/2023).
Parade hari pertama ini diikuti jemaat dari Klasis di Wilayah 1 (Luwu Raya) dan Wilayah 2 (Rantepao/Toraja Utara) Gereja Toraja.
Klasis adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu tingkatan kemajelisan dalam Gereja Kristen Protestan.
Jemaat ini larut dalam suka cita bersama, bersyukur atas 110 Tahun Injil Masuk Toraja.
Peserta tampil dengan pakaian adat dari daerah masing-masing dan membawa hasil alam tiap daerah dan ternak dari wilayah masing-masing.
Ada yang bawa rambutan, durian, umbi-umbian, padi, wortel, padi, hingga babi, dan lain sebagainya.
Beberapa peserta membawa spanduk bertulis Peringatan 110 tahun IMT mengangkat tema Injil Memulihkan dan Meneguhkan Untuk Menjadi Terang (Kitab Yesasa 58:8).
Setelah pawai, jemaat bernyanyi dan menari bersama. mereka melakukan tarian Modero.
Modero adalah tarian tradisional seni budaya yang sering dilakukan oleh Suku Bare'e, dan pada umumnya masyarakat Sulawesi Tengah.
Modero yaitu gerakan tarian yang selalu berpegangan tangan dengan membentuk lingkaran dengan goyang mengikuti iringan lagu dan musik dari lalove (seruling), geso-geso, ganda (gendang), dan gongi (gong).
Besok, Rabu (15/3/2023), parade syukur akan diikuti klasis dari wilayah III (Makale-Tana Toraja) dan IV (Makassar).