Buntu Burake

Wisatawan Kecewa, Jembatan Kaca Patung Kristus Buntu Burake Tak Lagi Difungsikan

Penulis: Agatoni Buttang
Editor: Apriani Landa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

jembatan kaca di Buntu Burake, Makale, Tana Toraja

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Pengunjung objek wisata religi Patung Yesus Kristus Buntu Burake, Tana Toraja, kecewa. Pasalnya, jembatan kaca yang ada di objek wisata tersebut tak lagi difungsikan.

Jembatan kaca ini memiliki panjang sekitar 90 meter dan berada di atas tebing yang curam serta dalam.

Kemeriahan dan kengeriannya dikabarkan menghabiskan anggaran pembangunan sebesar Rp 3,9 miliar.

Jembatan kaca ini dibuat dengan menggunakan kaca jenis tempered glass yang sudah SNI (Standar Nasional Indonesia).

Pengunjung yang hendak masuk ke jembatan kaca ini dikenakan biaya Rp 50 ribu dan menggunakan sepatu khusus. Pengelola wisata telah menyediakan sebanyak 20 pasang sepatu khusus yang didatangkan langsung dari Cina.

Itu dulu, saat awal-awal dibuka. Dua tahun belakangan ini, jembatan tersebut tidak lagi dibuka untuk umum. 

Jembatan kaca ini tak lagi bisa dinikmati wisatawan.

Seorang pedagang UMKM di sekitar lokasi, Lina, mengatakan, jembatan tersebut sudah lama tidak dibuka untuk umum.

"Nda tau kenapa ditutup, tapi sudah lama memang nda difungsikan," ucapnya, Minggu (8/1/2023).

Ina, wisatawan dari Gowa, mengaku kecewa. "Jauh-jauh datang ke sini, ternyata jembatannya tidak difungsikan," ucapnya.

Seorang pengunjung, Adir, menyayangkan fasilitas tersebut terbengkalai. Padahal, menurutnya jembatan kaca itu menjadi daya tarik wisatawan.

"Disayangkan karena sudah dibangun dengan dana yang cukup besar tapi malah tidak difungsikan," ucapnya.

"Seharusnya dibuka kembali untuk umum karena spot bagus juga ke Kota Makale," imbuhnya.

Hal serupa dikatakan Triani. Menurutnya, fasilitas tersebut seharunya difungsikan kembali itu salah satu daya tarik wisatawatan. Apalagi dibangun menggunakan anggaran yang besar.

"Nilai gunanya dipertanyakan, buat apa dibangun kalau tidak difungsikan. Tapi tidak ditahu juga sempat bahaya, makanya dihentikan," katanya.

"Tapi soal bahaya atau tidaknya, seharusnya jadi pertimbangan dan dipikir matang sebelum dibangun," ujarnya.