Pemkab Toraja Utara Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor untuk Tekan Angka Stunting

Angka stunting di Toraja Utara saat ini hanya mengalami penurunan tipis sebesar 1,1 persen.

Tribun Toraja/Lilianti Ariyani
CEGAH STUNTING - Pemda Toraja Utara menggelar Rapat Koordinasi bulanan di Aula Boba Hera, Talgari, Tallunglipu, Toraja Utara, Selasa (5/8/2025). Rakor yang membahas stunting ini dihadiri Kepal Lembang, Lurah, dan OPD lainnya. 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Pemerintah Kabupaten Toraja Utara terus memperkuat upaya kolaboratif dalam menurunkan angka stunting yang masih menjadi tantangan serius di wilayah tersebut.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Dalam rapat koordinasi bulanan yang digelar di Aula Boba Hera, Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam penanganan stunting.

Bupati yang akrab disapa Dedy ini mengungkapkan bahwa angka stunting di Toraja Utara saat ini hanya mengalami penurunan tipis sebesar 1,1 persen.

Dari 28,7 persen pada tahun sebelumnya, kini angka stunting berada di 27,6 persen, dengan total kasus mencapai 2.272 anak.

Bupati meminta seluruh elemen, mulai dari desa dan kelurahan hingga puskesmas dan dinas terkait, untuk lebih aktif dalam menjalankan program pencegahan dan penanganan stunting.

Salah satu wilayah yang menjadi fokus perhatian adalah Kecamatan Kesu’ yang telah menerapkan program pencegahan stunting sejak tahap pranikah.

Kelurahan Kesu’ mewajibkan setiap pasangan calon pengantin untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum mendapatkan izin tempat pernikahan.

Langkah ini dianggap sebagai pencegahan dini untuk memastikan kesiapan kesehatan pasangan dalam membangun keluarga bebas stunting.

Lurah Kesu’, Lumele Tau La'bi, menjelaskan bahwa surat izin tempat hanya dikeluarkan setelah calon pengantin membawa surat keterangan sehat dari puskesmas.

Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya skrining sebelum menikah sangat berpengaruh dalam memutus mata rantai stunting.

Dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan, diharapkan risiko kekurangan gizi kronis yang menjadi penyebab stunting dapat ditekan sejak awal.

Pemerintah daerah optimistis bahwa pendekatan dari hulu seperti ini akan berdampak signifikan terhadap penurunan angka stunting di Toraja Utara.

Langkah ini juga dinilai sebagai bagian penting dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari masalah gizi buruk.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved