Siswa ABK di RBM Tangmentoe Toraja Utara Hasilkan Produk Kerajinan Khas Toraja

Salah satu siswa, Agus (29), mengaku bahwa proses pembuatan kandaure membutuhkan ketekunan, dan waktu yang cukup lama.

|
Penulis: Ratri Viandhinie Gatta | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja/Ratri Viandhinie
SISWA ABK – Agus, salah satu siswa berkebutuhan khusus di Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) Toraja, membuat kerajinan tangan berupa kandaure, aksesoris tradisional khas Toraja. RBM terletak di Kelurahan Tallulolo, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara. Foto diabadikan pada Rabu (16/4/2025) siang. 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO – Siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Rehabilitasi Bersumber Masyarakat (RBM) Tangmentoe, Kelurahan Tallulolo, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara, berhasil menghasilkan berbagai produk kerajinan khas Toraja, Rabu (16/4/2025).

RBM Tangmentoe merupakan pusat belajar yang memberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi siswa berkebutuhan khusus. 

Di tempat ini, siswa tidak hanya menerima pembelajaran formal seperti menulis, membaca, berhitung, dan menggambar, tetapi juga mengikuti pelatihan keterampilan seperti menjahit, melukis, dan membuat kerajinan tangan.

 

 

Salah satu guru RBM, Damaris Bangun (58), menjelaskan bahwa para siswa didorong untuk mengembangkan potensi diri melalui pelatihan keterampilan yang terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar.

"Di sini kami mengajarkan pelajaran formal seperti membaca, menulis, menggambar, berhitung, dan mewarnai. Selain itu, siswa juga dilatih membuat kerajinan tangan," ujar Damaris.

RBM memiliki beberapa kelas yang tersebar di Tana Toraja dan Toraja Utara, dengan total siswa mencapai 512 orang. 

 

Baca juga: ISEI Komisariat Toraja Kunjungi RBM di Tangmentoe Toraja Utara, Dukung Pemasaran Karya Siswa ABK

 

Proses belajar mengajar dilakukan mulai hari Rabu hingga Sabtu.

Melalui pelatihan yang diberikan, siswa ABK kini mampu memproduksi berbagai produk UMKM seperti gelang, gantungan kunci, kalung, dan kandaure aksesoris tradisional khas Toraja. 

Produk-produk tersebut tidak hanya menjadi wadah untuk mengekspresikan kreativitas siswa, tetapi juga berpotensi menambah penghasilan keluarga.

 

Baca juga: PWGT Kunjungi RBM Toraja di Tangmentoe Toraja Utara, Berbagi Kasih Jelang Paskah

 

Damaris berharap program pelatihan ini mampu menumbuhkan kemandirian siswa dan membuka peluang ekonomi bagi mereka.

"Tujuan kami adalah agar siswa bisa mandiri, mampu mencari penghasilan sendiri, dan tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat," katanya.

Salah satu siswa, Agus (29), mengaku bahwa proses pembuatan kandaure membutuhkan ketekunan, dan waktu yang cukup lama.

 

Baca juga: 40 Tim dari 4 SD Lolos Semifinal Juhionema Mipas Competition di Tana Toraja, Final Digelar Kamis

 

"Butuh waktu satu minggu untuk menyelesaikannya, dan sulit," ujar Agus.

Guru hanya menyediakan bahan dan bimbingan, sementara siswa mengerjakan produk secara mandiri. 

Produk-produk kerajinan ini biasanya dipasarkan dalam pameran, acara gereja, atau dibeli langsung oleh tamu yang berkunjung ke RBM.

"Kami bantu menjual saat ada pameran yang diadakan pemerintah daerah, acara besar Gereja Toraja, atau kepada tamu yang datang ke sini," tutup Damaris.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved