Pilpres Amerika Serikat 2024
Seberapa Penting Dukungan Selebriti dalam Pemilu Amerika Serikat 2024?
Dukungan dari selebriti besar seperti Taylor Swift atau LeBron James bahkan bisa mengubah hasil pemilu, terutama di negara bagian kunci seperti...
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
TRIBUNTORAJA.COM - Dukungan dari selebriti semakin marak menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat 2024, yang membuat banyak pihak bertanya-tanya: seberapa besar pengaruh mereka dalam menggerakkan pemilih?
Salah satu peristiwa bersejarah terkait selebriti dan politik terjadi pada 2003, saat band Dixie Chicks mengalami ancaman dan boikot setelah vokalisnya, Natalie Maines, mengkritik Presiden George W Bush terkait Perang Irak.
Dilaporkan Al Jazeera, Pada saat itu, kontroversi bisa berdampak serius bagi karier selebriti yang bersikap politis.
Namun, saat ini situasinya berbeda—selebriti diharapkan untuk menyuarakan pandangan mereka.
Misalnya, band yang kini dikenal sebagai The Chicks kembali tampil dalam acara Konvensi Nasional Demokrat, membawakan lagu kebangsaan AS.
“Dulu orang cenderung meminta selebriti untuk diam dan berkarya saja, tapi sekarang mereka diharapkan untuk berbicara,” kata David Schultz, profesor ilmu politik di Universitas Hamline, Minnesota, seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa (5/11/2024).
Dukungan dari selebriti besar seperti Taylor Swift atau LeBron James bahkan bisa mengubah hasil pemilu, terutama di negara bagian kunci seperti Nevada atau Pennsylvania.
Baca juga: Pilpres AS 2024 Digelar Hari Ini, Berapa Gaji dan Tunjangan Presiden Amerika Serikat?
Dampak pada Tingkat Partisipasi Pemilih
Para ahli setuju bahwa selebriti mungkin tidak akan mengubah pendapat orang tentang kebijakan, tetapi mereka memiliki kemampuan besar dalam memotivasi pemilih untuk hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Misalnya, setelah Taylor Swift mengumumkan dukungan untuk kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, melalui Instagram, ratusan ribu orang mengakses situs informasi pemilih yang dia tautkan.
Pada tahun 2023, postingannya bahkan mendorong lebih dari 35.000 orang baru untuk mendaftar sebagai pemilih di situs Vote.org.
Baca juga: Sekjen PBB Sebut Hasil Pilpres AS Bakal Punya Dampak Global
Menurut Karen Hult, profesor ilmu politik di Universitas Teknologi Virginia, dukungan Swift dapat berdampak signifikan, khususnya di kalangan pemilih perempuan berusia 18-30 tahun.
Selebriti lainnya, seperti Oprah Winfrey, juga dianggap memainkan peran penting dalam menarik pemilih perempuan pada pemilihan presiden Barack Obama.
Namun, Demokrat juga harus hati-hati agar tidak terlihat "elit".
Baca juga: Pakar Politik Prediksi Kamala Harris Bakal Menang Pilpres AS 2024
Sebaliknya, Partai Republik kerap menyoroti dukungan selebriti untuk menonjolkan kesan "elit".
Kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump, dalam kampanyenya menggambarkan tim Harris sebagai "radikal" yang mendapat dukungan dari selebriti Hollywood seperti Oprah Winfrey dan Jamie Lee Curtis.
Selama Konvensi Nasional Demokrat, tim Harris juga menegaskan bahwa kampanye mereka tidak sepenuhnya bergantung pada selebriti.
Baca juga: IHSG Turun, Nilai Ratusan Saham Anjlok Jelang Pengumuman Hasil Pilpres AS 2024
Presiden AS sebelumnya, Barack Obama, menyampaikan dalam pidatonya bahwa budaya Amerika cenderung berfokus pada hal-hal yang sifatnya sementara, seperti ketenaran dan status.
Namun, di masa akhir kampanye, selebriti dari kedua kubu tetap tampil di depan. Trump didukung oleh pengusaha Elon Musk, yang telah menyumbang lebih dari 132 juta dolar AS untuk Trump dan Partai Republik, sementara tokoh-tokoh Puerto Rico seperti Bad Bunny, Jennifer Lopez, Ricky Martin, dan Luis Fonsi mendukung Harris.
Lopez bahkan hadir dalam rapat umum beberapa hari sebelum pemilu.
Baca juga: Rupiah Melemah Jelang Pengumuman Hasil Pilpres AS
Strategi dan Masa Depan Dukungan Selebriti
Trump sendiri dikenal sebagai selebriti berkat acara The Apprentice.
Meskipun begitu, ia didukung oleh tokoh-tokoh dari industri teknologi seperti Elon Musk, yang dikenal sebagai "tech bros."
Menurut Mark Shanahan, profesor di Universitas Surrey, dukungan dari para "tech bros" dapat menarik pemilih yang tertarik pada figur-figur yang menawarkan janji kesuksesan finansial, seperti Peter Thiel.
Baca juga: Tim Walz Resmi Dipilih sebagai Cawapres Kamala Harris untuk Pilpres AS 2024
Shanahan juga mencatat bahwa Harris mendapat dukungan dari miliarder Mark Cuban, yang dapat memberi keseimbangan dalam hal representasi dunia bisnis bagi Demokrat.
Dukungan selebriti dari dua kubu ini juga memunculkan tren "microtargeting"—strategi mengarahkan dukungan ke kelompok pengaruh tertentu, termasuk influencer media sosial, yang dianggap memiliki pengaruh besar dalam mendorong pemilih untuk datang ke TPS.
Bahkan, pemilu kali ini disebut-sebut sebagai "pemilu podcast" karena banyaknya dukungan yang datang dari tokoh di media sosial dan podcast.
Baca juga: Ini Alasan Joe Biden Mundur dari Pilpres Amerika Serikat 2024
Baik Partai Republik maupun Demokrat akan menggunakan segala cara, termasuk dukungan selebriti, untuk mendapatkan keunggulan dalam pemilu yang ketat ini.
Shanahan memperingatkan bahwa hasil pemilu ini dapat berdampak besar bagi politik global, termasuk kemungkinan perubahan besar jika Trump kembali menjabat.
Sementara itu, Demokrat diperkirakan akan terus memaksimalkan dukungan dari selebriti demi memastikan kemenangan.
(*)
| Alasan Kamala Harris Kalah di Pilpres AS 2024: Dekat dengan Zionis Israel |
|
|---|
| Warga Gaza Pesimis Presiden Baru Amerika Donald Trump Bisa Mengakhiri Perang |
|
|---|
| Kembali Jadi Presiden AS, Dua Kali Trump Kalahkan Perempuan, Daftar Presiden Amerika Sejak 1789 |
|
|---|
| Media AS Umumkan Donald Trump Menang Pilpres Amerika Serikat 2024 |
|
|---|
| UPDATE Pilpres AS 2024: Menang di Kandang Demokrat, Donald Trump Makin Dekat ke Gedung Putih |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/donald-trump-kamala-harris-pilpres-as-5112024.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.