Yahya Sinwar Terpilih Jadi Pemimpin Hamas, Gantikan Ismail Haniyeh yang Tewas Dibunuh

Sinwar dikenal luas sebagai dalang di balik Operasi Banjir Al-Aqsa, serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
tribunnews
Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. 

TRIBUNTORAJA.COM - Setelah kematian Ismail Haniyeh, Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru biro politik mereka.

Sinwar, yang merupakan salah satu pemimpin terkemuka Hamas di medan pertempuran Gaza, kini mengambil alih posisi kepemimpinan tersebut.

Israel sebelumnya telah membunuh Haniyeh, yang merupakan negosiator utama Hamas dalam perundingan gencatan senjata, dan kejadian ini telah menjadi sorotan media internasional.

 

 

Pada Selasa, 6 Agustus 2024, Hamas secara resmi mengumumkan bahwa Yahya Sinwar telah ditunjuk untuk menggantikan Ismail Haniyeh, yang tewas dibunuh Israel di Teheran.

Pengumuman ini mendapatkan liputan luas dari media Barat, seperti The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Economist, yang menganalisis dampak kepemimpinan Sinwar terhadap masa depan Hamas.

Sinwar dikenal luas sebagai dalang di balik Operasi Banjir Al-Aqsa, serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

 

Baca juga: Jusuf Kalla Hadiri Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Tewas Dibom Israel

 

Dia juga sering digambarkan sebagai tokoh garis keras oleh media dan pemerintah Barat, dengan tuduhan bahwa kepemimpinannya dapat memperburuk ketegangan antara Hamas dan sekutunya yang lebih condong pada diplomasi.

Sebaliknya, Ismail Haniyeh dianggap lebih pragmatis dan dikenal sering mendorong gencatan senjata sebelum kematiannya di Teheran.

Namun, sumber dalam Hamas mengungkapkan bahwa pemilihan Sinwar sebagai pemimpin baru mendapat dukungan penuh dari seluruh anggota gerakan tersebut.

 

Baca juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh, Presiden Jokowi: Tidak Bisa Ditoleransi

 

Terpilihnya Yahya Sinwar dengan suara bulat sebagai pemimpin tertinggi Hamas menunjukkan bahwa gerakan ini secara strategis mendukung pendekatan perlawanan bersenjata.

Analis politik Jehad Harb dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina mengatakan bahwa Hamas dengan jelas menunjukkan bahwa mereka berkomitmen pada strategi perlawanan bersenjata dengan mengangkat Sinwar sebagai pemimpin.

Kepemimpinan Sinwar dipandang oleh Hamas sebagai langkah maju dalam perjuangan mereka untuk pembebasan Palestina, meskipun harus menghadapi risiko besar, termasuk kerugian manusia yang diakibatkan oleh pendudukan Israel.

 

Baca juga: 10 Pimpinan Hamas yang Tewas Akibat Konflik Gaza, Terbaru Ismail Haniyeh

 

Media Barat melaporkan bahwa pembunuhan para pemimpin politik Hamas oleh Israel tidak menghentikan gerakan perlawanan ini.

Sebaliknya, sejarah panjang pembunuhan oleh Israel justru memperkuat tekad Hamas untuk melanjutkan perjuangan mereka.

The Economist memperingatkan bahwa terpilihnya Sinwar mungkin akan menghambat negosiasi dan peluang tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza, sementara The Wall Street Journal mengkritik bahwa keputusan tersebut dianggap sebagai langkah yang memperpanjang konflik dengan Israel. 

Meski begitu, Hamas tetap teguh dengan arah yang telah mereka pilih, menegaskan bahwa tujuan mereka adalah pembebasan Palestina sepenuhnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved