Pdt Johana R Tangirerung Asal Toraja Jadi Pembicara Dalam Raker Dewan Gereja Gereja Dunia di Korea

Pdt Johana memberikan refleksi perspektif alkitabiah mengenai keadilan dan inklusivitas kepada seluruh anggota komisioner dari seluruh dunia.

|
Penulis: Apriani Landa | Editor: Apriani Landa
ist
Pdt Johana Ruadjanna Tangirerung memberikan refleksi perspektif alkitabiah mengenai keadilan dan inklusivitas kepada seluruh anggota komisioner dari seluruh dunia dalam pertemuan Education Ecumenical Formation of World Council Churches (EEF-WCC) di Seoul, Korea Selatan. 

TRIBUNTORAJA.COM - Komisioner Education Ecumenical Formation of World Council Churches (EEF-WCC) mengadakan pertemuan untuk membahas program kerja.

Kegiatan internasional ini digelar di Yonsei University, Seoul, Korea Selatan, 23-29 Juni 2024.

Education and Ecumenical Formation adalah salah satu komisi di Dewan Gereja-gereja Dunia yang memberi perhatian pada pendidikan teologi dan ekumenisme di seluruh dunia.

Salah satu komisioner Education and Ecumenical adalah Pdt Dr Johana Ruadjanna Tangirerung asal Toraja.

Dosen UKI Toraja ini merupakan wakil dari Indonesia yang berhasi lolos menjadi komisioner di Dewan Gereja Gereja Dunia.

Komisi Education and Ecumenical fokus pada bagaimana membangun formasi teologi dan kehidupan bersama dalam spirit ekumenis.

Komisi ini memastikan bahwa nilai-nilai kekristenan, inkulsivitas, dan saling menghargai satu dengan yang lain menjadi nilai dalam kehidupan bergereja dan itu dimulai dari calon-calon pemimpin gereja di dalam sekolah-sekolah teologi.

Untuk itu, ini sangat penting juga memberikan kapasitas bagi tenaga-tenaga pengajar.

Perguruan tinggi dan gereja tidak hanya membagikan ilmu dan rutinitas pelayanan tetapi membagikan spiritualitas kekristenan yaitu nilai-nilai kekristnenan.

Hal penting yang dibicarakan secara serius di hari pertama dan hari kedua adalah bagaimana program kerjasama antara sekolah-sekolah teologi dari anggota dewan gereja-gereja dunia ini dilakukan.

Tujuannya adalah agar terbangun visi ekumenis agar sekolah-sekolah teologi tidak hanya berfokus pada tradisi budaya dan pengakuan mereka saja tetapi penting juga membangun membangun wawasan teologi yang global dan inklusif.

Pemimpin gereja, pendeta, tenaga pengajar adalah instrumen dalam membangun wawasan teologi.

Komisioner EEF WCC, Pdt Dr Johana R Tangirerung, perwakilan Gereja Toraja tampil sebagai pembicara dalam forum tersebut, Rabu (26/6/2024).

Pdt Johana memberikan refleksi perspektif alkitabiah mengenai keadilan dan inklusivitas kepada seluruh anggota komisioner dari seluruh dunia.

"Perspektif itu menekankan bagaimana gereja dan dunia pendidikan menjadi pusat dan sumber nilai-nilai keadilan, inklusivitas dan cinta," katanya kepada Tribun Toraja, Kamis (27/6/2024).

Ditambahkannya, Gereja dan dunia pendidikan (teologi) harus menjadi pandu bagi kehidupan jemaat dan sosial secara luas untuk melakukan kehidupan yang terbuka, respek dan adil.

Menariknya, presentasi refleksi Pdt Dr Johana tersebut diberi apresiasi oleh Dewan Gereja-gereja Dunia (WCC) dan akan diberitakan dalam website WCC. Ini sekaligus dapat menjadi recognisi internasional bagi Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja.
(*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved