Google Doodle Spesial Hari Perempuan Internasional 2024, Ini Sejarahnya

Hari perempuan bukan hanya sekadar seremonial belaka, perayaan hari perempuan harus bisa dimaknai lebih terutama bagi kamu perempuan.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Google
Google Doodle spesial perayaan Hari Perempuan Internasional 2024. 

TRIBUNTORAJA.COM - Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) tahun 2024 turut dirayakan oleh Google melalui Google Doodle.

Diketahui, Hari Perempuan Sedunia 2024 diperingati hari ini, Jumat (8/3/2024) untuk merayakan sekaligus melanjutkan perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dan hak-haknya.

Melansir laman International Womens Day, Google doodle hari ini memperlihatkan tiga perempuan yang memiliki perbedaan ras dan usia berada di balik selimut yang dirajut.

 

 

Satu perempuan yang lebih tua sedang membaca buku, sementara dua lainnya yang lebih muda terlihat menyimak.

Google Doodle hari ini menyoroti sekelompok perempuan yang berbagi kebijaksanaan lintas generasi dalam selimut yang disulam dengan simbol kemajuan yang dicapai selama bertahun-tahun.

 

Baca juga: Google Rayakan Hari Kabisat Lewat Doodle, Ini Sejarahnya

 

Doodle tersebut diilustrasikan oleh Sophie Diao, seniman asal Oakland, California. Sophie mengatakan, doodle-nya terinspirasi dari kehidupan pribadinya, di mana keluarga dari pihak ibunya sebagian besar adalah perempuan.

"Saya ingin menangkap perasaan nyaman dan menyenangkan dari generasi tua yang berbagi kebijaksanaan dan waktu berkualitas yang berharga dengan orang-orang yang lebih muda," ucap Sophie Diao.

 

Baca juga: Google Doodle Spesial Pemilu 2024

 

Tema Hari Perempuan Internasional 2024

Menurut IWD, Tema Hari Perempuan Internasional 2024 adalah menginspirasi inklusi atau Inspire Inclusion.

Makna dari tema ini adalah ketika kita menginspirasi orang lain untuk memahami dan menghargai inklusi perempuan, kita menciptakan dunia yang lebih baik.

Ketika perempuan terinspirasi untuk diikutsertakan, akan muncul rasa memiliki, relevansi, dan pemberdayaan secara kolektif, mari kita ciptakan dunia yang lebih inklusif bagi perempuan.

 

Baca juga: Aminah Cendrakasih, Mak Nyak Si Doel yang Diabadikan dalam Google Doodle Hari Ini

 

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Hari Perempuan Internasional bermula dari aksi demo 15.000 perempuan di New York, Amerika Serikat, pada tahun 1908.

Belasan ribu perempuan tersebut menyuarakan hak tentang peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1910, pemimpin 'Kantor Perempuan', Clara Zetkin, mengajukan gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional.

 

Baca juga: CEO Google Peringatkan Karyawan Bakal Ada PHK Lanjutan

 

Gagasan itu menyarankan setiap negara merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan. Konferensi Perempuan yang terdiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara menyetujuinya.

Kilas Balik Hari Perempuan Internasional

Gagasan itu disetujui Konferensi perempuan dari 17 negara yang beranggotakan total 100 perempuan. Sehingga disepakati 19 Maret 1911 sebagai perayaan pertama Hari Perempuan Internasional di Austria, Jerman, Denmark dan swiss.

 

Baca juga: Fakta Pinisi, Kapal Layar Khas Sulsel yang Jadi Google Doodle Hari Ini: Segini Harganya

 

Pergerakan perempuan di Rusia menggelar aksi damai menentang Perang Dunia I pada 8 Maret 1913. Setahun kemudian, perempuan di seantero Eropa menggelar aksi yang sama di tanggal yang sama.

Di era Perang Dunia II, 8 maret digunakan seluruh dunia sebagai momentum advokasi keserataan gender.

Tanggal 8 Maret kemudian diakui keberadaannya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1975.

 

Baca juga: Google Bakal Hapus Akun yang Tak Aktif Mulai 1 Desember, Ini Penjelasan Lengkap dan Cara Mencegahnya

 

Pada 2011, mantan Presiden AS Barack Obama menetapkan Maret Sebagai Bulan sejarah perempuan.

Di masa sekarang, gagasan dan konsep tentang kesetaraan gender kini bukan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan.

Kini, perempuan memiliki kesempatan untuk berada di pemerintahan, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan apresiasi terhadap pencapaian mereka di berbagai bidang.

 

Baca juga: Papeda dan Kapurung Jadi Google Doodle Hari Ini, Warisan Budaya dari Timur Indonesia

 

Akan tetapi, masih terdapat sejumlah benang kusut permasalahan perempuan yang belum terpecahkan, seperti masih adanya ketidaksetaraan upah antara perempuan dan laki-laki, juga kasus-kasus kekerasan domestik yang lebih dominan dialami perempuan.

Namun demikian perbaikan dan perubahan besar telah dilakukan. Perempuan kini bisa menjadi astronot, perdana menteri, memperoleh pendidikan tinggi, bebas untuk bekerja dan memiliki keluarga, serta memiliki kebebasan untuk memilih tujuan hidupnya.

Hari perempuan bukan hanya sekadar seremonial belaka, perayaan hari perempuan harus bisa dimaknai lebih terutama bagi kamu perempuan.

Para perempuan terdahulu yang sudah lebih dulu memperjuangkan kesetaraan kamu wanita tak hanya berkorban tenaga bahkan diri mereka sendiri pun dikorbankan demi kesetaraan hak para kaum perempuan.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved