Ini Penjelasan dan Arti Ungkapan 'Cringe'

TRIBUNTORAJA.COM - Ungkapan "Cringe" telah menjadi bagian dari bahasa gaul yang sering muncul dalam interaksi antar pengguna di berbagai platform media sosial.

Kata ini tak hanya populer di Twitter dan TikTok, namun juga sering muncul dalam percakapan di media internet.

Penggunaan kata "Cringe" umumnya berkaitan dengan konteks percakapan tertentu.

Secara umum, "Cringe" digunakan sebagai ungkapan untuk menunjukkan sesuatu yang kurang menyenangkan atau memalukan.

Kata ini seringkali menjadi respons spontan dari pengguna ketika menyaksikan tindakan atau perilaku seseorang yang dianggap tidak pantas atau canggung.

Makna Ungkapan 'Cringe'

Menurut penjelasan dari Britannica Dictionary, "Cringe" memiliki arti yang bervariasi, seperti menjijikkan, mengerikan, atau membuat merinding.

Dalam penggunaan bahasa Inggris, kata ini sering kali mengandung konotasi perasaan jijik atau malu, seringkali ditampilkan dengan ekspresi wajah tertentu.

Baca juga: Terfavorit, Ini Lirik dan Arti Lagu Natal Little Drummer Boy

Contoh penggunaannya dalam kalimat adalah sebagai berikut:

Aku merasa geli (cringed) ketika melihat unggahan lawasku di media sosial.

Baca juga: Ini Arti Nama Anak Pertama Jess No Limit dan Sisca Kohl, Wajahnya Mirip Sang Ibu

Selain itu, menurut sumber dari Bustle, "Cringe" dapat diartikan dalam berbagai konteks.

Ungkapan ini umumnya menggambarkan sesuatu yang memalukan atau menimbulkan rasa malu, sering terkait dengan apa yang diposting, dilakukan, atau dikatakan oleh orang lain.

Dalam penggunaannya di media sosial, "Cringe" sering digunakan untuk menandai situasi yang tidak nyaman atau memalukan.

Baca juga: Disebut Sering Dilakukan Jokowi Jelang Pilpres, Ini Penjelasan dan Arti Kata Cawe-cawe

Contoh penggunaan kata ini di Twitter, misalnya, menunjukkan bagaimana kata tersebut dapat mengkomunikasikan suasana hati atau reaksi terhadap kejadian atau percakapan online.

Kata "Cringe," pada dasarnya, telah berubah menjadi lebih dari sekadar kata dalam bahasa gaul.

Ia telah menjadi elemen penting dalam ekspresi digital yang menggambarkan berbagai emosi dan reaksi.

Meskipun biasanya terkait dengan situasi yang memalukan atau menjijikkan, penggunaan kata ini sangat tergantung pada konteks dan interaksi antar pengguna di media sosial.

(*)