Cabai Rawit Makin Pedas di Toraja Utara, Harganya Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Menjelang Natal dan tahun baru (Nataru) 2023 seringkali ditandai dengan naiknya harga barang pokok (sembako).

Salah satu komoditi yang sangat mudah mengalami perubahan harga (elastis) yaitu cabai.

Dari pantauan Tribun Toraja di Pasar Bolu, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Minggu (3/12/2023) sore, di beberapa kios yang ada, harga cabai bervariasi.

Cabai rawit dijual Rp 95-100 ribu per kilo.

Sementara Cabai Merah di posisi Rp 65-70 ribu per kilo, cabai keriting Rp 75-80 ribu per kilo, dan cabai atau Lada Katokkon bertahan di kisaran Rp 70 ribu per kilo.

Dari keterangan salah satu pedagang, Roni (25), harga cabai cenderung fluktuatif, dalam sepekan harganya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.

"Yah, harganya (cabai) naik turun pak. Karena kami ambil barangnya dari luar Toraja Utara. Kebanyakan ambil dari Enrekang, ada juga yang dari bawah (Luwu)," ujar pedagang yang berpostur jangkung dan berambut pendek tersebut.

Harga Cabai di Pasar Bolu, lanjut Roni, memang lebih mahal dari harga yang ada di pasar lain di Toraja seperti Pasar Makale, sebab jarak tempuh pengangkutan barang yang lebih jauh.

"Rata-rata pak, lebih mahal memang Rp 5 ribu dari harga di sana (Pasar Makale). Karena kan lebih dekat mereka dari Enrekang," lanjutnya.

Akibat harga yang tak stabil, penjualan cabai terkena imbasnya.

Beberapa pedagang mengeluhkan stok cabai mereka mulai membusuk.

"Orang-orang kadang beli sedikit-sedikit ji, belinya cuma Rp 5-10 ribu. Jadi banyak yang tinggal, membusuk mi barangnya," tutup Roni.

Para pedagang juga berharap, agar musim hujan segera datang, sehingga harga sembako terkhusus cabai dapat stabil dari harga maupun penjualan. (*)