Brics Fashion Summit Moskow

Basement Parkir di Moskow Jadi Ajang Fashion Show di Tengah Perang, Pamerkan Karya Busana Rusia

Sehari-hari, basement tersebut adalah tempat parkir. Panitia menyulapnya jadi ajang fashion show. 

Editor: Apriani Landa
Dahlan Dahi/Tribun Network
Diskusi tentang fashion show di ajang Brics+ Fashion Summit 2023 di basement Zaryadye Concert Hall, Selasa (28/12/2023). 

Laporan Dahlan Dahi, wartawan Tribun Network, dari Moskow, Rusia

TRIBUNTORAJA.COM - FASHION show di basement Zaryadye Concert Hall memperlihatkan karya busana Rusia. 

Para wartawan dari berbagai negara yang diundang panitia antusias mengabadikan momen tersebut.  Sehari-hari, basement tersebut adalah tempat parkir. Panitia menyulapnya jadi ajang fashion show. 

Peragaan busana serupa juga akan menampilan karya-karya desainer dari Afrika, Turki, Indonesia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

Ini memperlihatkan indahnya keberagaman global. Dunia yang warna-warni.

Pada sesi diskusi, Priscillla Chigariro dari Afrika menekankan pentingnya desainer lokal fokus kepada kultur lokal untuk menghadapi serbuan merek global yang kuat.

"Fokus kepada keahlian kita, budaya lokal," katanya.

Setiap karya busana, juga brand, memiliki story atau narasi. Narasi lokal memperkuat brand lokal. "Have your story with your brand," tegasnya.

Narasi brand itu bisa mencakup proses pembuatan, bahan, bahkan suara yang diwakili.
Jay Ishak dari Malaysia mewakili suara Asia. Ia juga menekankan pentingnya "local story" untuk menghadapi gempuran brand global.

"Budaya lokal adalah keahlian kita," kata Jay kepada Tribunnews.com usai acara.

Brand global harganya selalu mahal, sulit dijangkau sebagian besar orang di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Di ceruk pasar itulah brand lokal memiliki ruang yang besar.

Di main hall, diskusi juga berlangsung dengan tema yang sama. Panitia menghadirkan pemerintah Moskow dan Rusia sebagai pembicara.

Di barisan pembicara ada wakil dari China, yang diberi kesempatan pertama berbicara.  

Generasi muda China yang lahir tahun 1990-an dan tahujn 2000-an, katanya, paling terbuka dengan karya-karya fashion. Mereka lebih berani melawan kemapanan.

Pembicara dari Italia, satu-satunya pembicara dari Eropa yang saya lihat, mengungkapkan, ia penggemar karya desainer Rusia.

"Fashion tidak mengenal batas negara," katanya. Fashion has no border.

"Saya tidak membeli brand mahal," ia menambahkan. "Saya membeli pakaian, yang --ketika dikenakan-- saya berteriak, wow, I love my self".(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved