Konflik Rusia vs Ukraina

NATO Bentuk 300 Ribu Tentara Reaksi Cepat, Perbarui Rencana Militer untuk Hadapi Rusia

Sebagai organisasi, NATO tidak menyediakan senjata atau amunisi ke Ukraina. NATO berusaha menghindari terlibat dalam perang yang lebih luas dengan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
AP Photo via Kompas.com
ILUSTRASI - Jet tempur F-16 AS lepas landas dari pangkalan militer Spangdahlem Jerman. Seorang Laksamana NATO hari Senin (3/7/2023) mengatakan NATO sedang mempersiapkan perombakan terbesar perencanaan militer sejak Perang Dingin untuk mengantisipasi jika Moskow berani memperluas konflik. 

Sebanyak 31 negara anggota NATO mengadakan "konferensi pembangunan kekuatan pasukan" minggu lalu dalam upaya untuk memahami berapa banyak tentara dan peralatan yang dapat dimobilisasi NATO untuk merespons serangan Rusia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Kedua perwira tersebut optimis tentang hasilnya, meskipun mereka menolak memberikan rincian karena alasan keamanan.

Namun, para ahli dan beberapa diplomat NATO meragukan kesiapan negara-negara anggota untuk menyiapkan total 300 ribu tentara.

 

Baca juga: Presiden Jokowi dan Prabowo Disebut Bahas Proposal Rusia-Ukraina di Malaysia, Ini Jawaban Istana

 

"Saya akan mengklasifikasikannya sebagai sangat sukses," kata Van Wagenen.

"Saya bisa menjamin Anda, kami berada dalam posisi yang sekarang kami tahu apa yang hilang dan bagaimana kami perlu mengembangkannya di masa depan."

Dalam hal kemampuan NATO untuk melaksanakan rencana tersebut jika diperlukan di masa depan, Bauer menyambut baik komitmen yang diharapkan di Vilnius oleh Biden dan rekan-rekannya untuk meningkatkan belanja pertahanan, yang akan membantu memberikan peralatan yang diperlukan kepada para jenderal di lapangan.

 

Baca juga: Ukraina Minta PBB Rapat Darurat Usai Bendungan Nova Kakhovka Diledakkan

 

Tahun 2014, NATO berkomitmen menuju anggaran militer 2 persen dari PDB tahun 2024.

Dalam pertemuan puncak tanggal 11-12 Juli, para pemimpin akan menetapkan angka 2 % sebagai batas belanja, bukan sebagai target yang harus dicapai.

(*)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved