Paramiliter Rusia Anti-Putin Ancam Akan Lakukan Lebih Banyak Serangan usai Serang Belgorod

Rusia menggambarkan RDK dan LSR sebagai militan Ukraina. Tetapi, Kiev menegaskan mereka berasal dari dua paramiliter anti-Kremlin.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
AP Photo via Kompas.com
Situasi di Belgorod, Rusia, setelah mengalami serangan yang diklaim dilakukan paramiliter Rusia anti-Vladimir Putin, Minggu (21/5/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM - Kepala paramiliter rusia anti-Vladimir Putin mengancam bakal melancarkan lebih banyak serangan lagi di Rusia setelah mengeklaim melakukan serangan ke Belgorod.

Kepala Korps Sukarela Rusia (RDK), Denis Kapustin, sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas serangan di dalam wilayah Rusia dari Ukraina.

Ukraina sendiri membantah terlibat dalam sejumlah serangan yang diklaim dilakukan RDK.

 

 

“Saya pikir Anda akan lebih banyak melihat kami lagi di sisi sana (Rusia),” ujar Kapustin, dikutip dari BBC.

RDK bersama Legiun Kebebasan Rusia (LSR) mengeklaim sebagai pelaku serangan ke wilayah Belgorod pada Minggu (21/5/2023).

Berbicara kepada jurnalis di perbatasan Ukraina, Rabu (24/5/2023), Kapustin memberikan pernyataannya terkait penyerangan itu.

 

Baca juga: Satu Keluarga di Bali Terlibat Adu Jotos dengan WNA Rusia, Dipicu karena Merokok Vape di Ruang AC

 

“Kami sangat puas dengan hasilnya,” ujar sang pemimpin.

Ia mengatakan pasukannya telah berhasil menyita sejumlah senjata, termasuk pengangkut lapis baja, dan menahan sejumlah tentara dalam operasi tersebut, sebelum meninggalkan wilayah Rusia setelah 24 jam.

Ia mengatakan dua pejuang RBK cedera, dan membantah klaim militer Rusia mengenai besarnya korban tewas dari para penyabotase.

 

Baca juga: PM India Temui Presiden Zelensky di G7, Janji akan Berusaha Akhiri Perang Rusia vs Ukraina

 

Secara terpisah, LSR mengatakan dua petempurnya tewas dan sepuluh lainnya terluka.

Sebelumnya, militer Rusia mengatakan telah menghalau serangan itu dan menewaskan lebih dari 70 penyabot.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengancam akan ada tanggapan keras untuk setiap serangan di masa mendatang.

 

Baca juga: Pemimpin G7 Janji Bakal Terapkan Sanksi Baru ke Rusia

 

Kapustin membantah para anggotanya menggunakan senjata yang dipasok oleh sekutu Barat kepada Ukraina, untuk membantu mereka bertahan dari serangan berskala penuh Rusia pada Februari 2022.

Rusia menggambarkan RDK dan LSR sebagai militan Ukraina. Tetapi, Kiev menegaskan mereka berasal dari dua paramiliter anti-Kremlin.

Kedua kelompok menegaskan mereka ingin melengserkan rezim Putin, dan di masa lalu sempat digambarkan sebagai legiun internasional yang ikut mempertahankan pertahanan perbatasan Ukraina.

Kapustin sendiri mengatakan Rusia hanya memberikan dukungan medis, bensin dan makanan kepada RDK.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved