Piala Dunia

Pemuda Katolik Usulkan Lagu Kebangsaan Israel tidak Diputar di Piala Dunia U-20 Indonesia

Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Setefanus Gusma mengatakan, dalam beberapa event internasional, Indonesia beberapa kali menerima delegasi Israel.

Penulis: Redaksi | Editor: Muh. Irham
ist
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma. 

TRIBUNTORAJA.COM - Organisasi Pemuda Katolik meminta agar polemik rencana kedatangan Timnas U-20 Israel ke Indonesia, disikapi dengan bijak. Pasalnya, kedatangan Timnas Israel ke Indonesia tidak akan mempengaruhi sikap solidaritas Indonesia terhadap Palestina yang menjadi negara jajahan Israel saat ini.

Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Setefanus Gusma mengatakan, dalam beberapa event internasional, Indonesia beberapa kali menerima delegasi Israel.

"Artinya konteks Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan event internasional, selama ini tetap tidak mengubah sikap kita terkait praktek imperialisme dan dukungan moril kita pada Palestina," kata Gusma dalam keterangannya, Jumat (24/3/2023).

Beberapa event internasional yang dimaksud oleh Gusma misalkan delegasi Parlemen Israel hadir ke Sidang Majelis Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di BICC, Nusa Dua, Bali, tahun 2022 lalu.

Tak hanya itu, kedatangan perwakilan Israel juga pernah terjadi dalam event internasional olahraga pada 2015 lalu.

Di mana saat itu, pemain bulu tangkis Misha Zilberman tampil di Kejuaraan Dunia BWF yang digelar di Istora Senayan, selanjutnya pada 24-26 September 2022, atlet panjat tebing Israel, Yuval Shemla juga berlaga di Piala Dunia panjat tebing yang digelar di Jakarta.

Dengan begitu, Gusma menilai bahwa event Piala Dunia U-20 yang turut mendatangkan Timnas Israel harus disikapi dengan bijak.

Sebab kata dia, suksesnya penyelenggaraan event olahraga dunia ini akan berdampak bagi Indonesia di mata internasional.

"Justru dengan keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah nantinya akan semakin memperkuat pengaruh Indonesia untuk mengkampanyekan perdamaian dunia," kata Gusma.

Atas hal itu kata Gusma, pihaknya berharap pemerintah dan PSSI bisa berkomunikasi kepada FIFA dengan melakukan beberapa pengecualian saat Israel bertanding.

Salah satunya yakni tidak memutar lagu kebangsaan dari Negara Israel.

"Pemerintah dan FIFA bisa saja berunding untuk memutuskan Israel hadir atas nama asosiasi dan tidak memutar lagu kebangsaan serta mengibarkan bendera Israel," ucap dia.

"Hal ini pernah berlaku pula pada kontingen Rusia dalam olimpiade terakhir. Skema ini bisa dilakukan sebagai jembatan atas ketiadaan relasi bilateral yang dipersoalkan sejumlah kepala daerah dan stakeholder terkait," tukas Gusma.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved