Pengusaha Cakar di Bulukumba Tolak Bisnis Cakar Ditiadakan

TRIBUNTORAJA.COM - Pengusaha pakaian bekas atau cakar di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan menolak usaha cakar ditiadakan.

Mereka menolak karena banyak masyarakat yang bergantung pada usaha tersebut.

"Kami selaku pengusaha cakar tentu menolak rencana pemerintah larang larangan impor pakaian bekas (cakar)," kata Sufri salah seorang pengusaha cakar di Bulukumba, Jumat (24/3/2023).

Diungkapkan bahwa banyak masyarakat yang bergantung pada usaha itu.

Jika dilarang maka banyak masyarakat yang terpaksa hilang mata pencahariannya. 

Sebab warga Bulukumba banyak yang hidup dari usaha tersebut.

Karena itu pemerintah pusat diharapkan meninjau kembali rencana larangan impor pakaian bekas. 

Larangan impor pakaian bekas, membuat para pedagang khawatir kehilangan mata pencaharian yang telah dijalani puluhan tahun.

Pemerintah saat ini tengah gencar melarang perdagangan baju bekas impor atau thrifting, yang terus bertebaran di Indonesia, tak terkecuali di Jakarta.

Padahal, masyarakat bisa membeli baju bekas impor merek branded dengan harga yang sangat ramah di kantong.

Namun, pemerintah melarang thrifting, salah satunya karena dapat merusak produsen dalam negeri dan UMKM tekstil di Indonesia.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menanggapi keresahan penggemar thrifting soal langkah pemerintah melarang masuknya baju bekas impor. 

Menurut dia pemerintah gencar melarang baju bekas impor karena ingin melindungi industri dalam negeri, khususnya di bidang tekstil. (samsul bahri)