Berita Viral
Kisah Devid Telussa, Anak dari Siti Mafirah yang Curhat ke Jokowi Sambil Menangis di Manado
Siti menerima bantuan uang tunai yang dikirimkan langsung sang kepala negara melalui staf kepresidenan di Manado, Sulawesi Utara.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
TRIBUNTORAJA.COM, MANADO - Seorang ibu di Manado, Sulawesi Utara viral di media sosial akibat aksinya.
Siti Mafirah mengadu soal uang kuliah tunggal (UKT) anaknya kepada Presiden Joko Widodo, Jumat (20/1/2023).
Kepada Jokowi, Siti mengaku tidak memiliki biaya membayar UKT Rp 3 juta anaknya yang ingin berkuliah di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).
"Tolang kasiang kita bapak (tolong kasihani saya bapak)," kata ibu yang bernama Siti Marfiah itu sambil memegang tangan Jokowi.
Jokowi unggah video di Instagram
Peristiwa itu sempat terekam dan videonya viral di media sosial.
Dalam video itu Siti membeberkan kondisi ekonomi keluarganya ke Jokowi.
"Selama ini anak saya ingin sekolah, tapi karena kondisi pekerjaan bayar UKT 3 juta saya tidak mampu Pak. Ini so mo ba bayar ulang (ini sudah akan membayar kembali)," katanya.
Saat itu Siti juga meminta Presiden Jokowi untuk memperhatikan rakyat yang sedang kesusahan.
"Jangan hanya saya, tapi seluruh di Manado yang rakyat susah. Tolong turun tangan," pintanya.
Dikutip dari Kompas.com, peristiwa itu terjadi saat Presiden Jokowi meresmikan Malalayang Beach Walk (MBW).
Presiden Jokowi pun membagikan peristiwa itu di akun Instagramnya, @jokowi.
"Ibu Siti Mafirah menyeruak di antara masyarakat yang saya temui dalam kunjungan di Manado, pekan lalu. Setengah terisak, ia mengadukan masalahnya. Saya mencatat identitasnya dan mencari jalan keluar masalah yang ia hadapi," tulis Jokowi dalam postingan video tersebut, Senin (23/1/2023).
Lalu Jokowi juga menjelaskan, dirinya sering menerima keluhan dan masukan warga saat turun ke lapangan.
"Saya kerap menemui dan menerima pengaduan langsung dari masyarakat setiap kali turun ke lapangan. Dan itulah tujuan saya ke lapangan: untuk mendengar langsung masukan atau keluhan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Humas Unsrat, Max Rembang mengaku belum mengetahui soal peristiwa itu.
Max juga menjelaskan, untuk sementara Rekor Unsrat, Berty Sompie belum memberikan komentar apapun.
"Iya, Rektor lagi tidak enak badan," ujar Max kepada Kompas.com.
Kisahnya masuk Youtube Sekretariat Presiden

Kisah Siti Mafirah yang mengadu soal uang kuliah tunggal (UKT) anaknya kepada Presiden Joko Widodo, Jumat (20/1/2023) ramai diperbincangkan.
Kisah Siti pun diunggah ke kanal Youtube Sekretariat Presiden dengan judul 'Tekad Bu Siti Tak Pernah Padam'.
Dalam video tersebut, anak Siti, Devid Telussa bercerita tentang kisahnya.
Devid (19) tinggal di Malalayang I Lingkungan X, Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi Utara.
Devid bercerita, ia merupakan lulusan SMK jurusan jaringan dan komputer.
Usai lulus, awalnya Devid bercita-cita jadi TNI.
"Saya awalnya mau masuk TNI, tapi mungkin belum rejeki. Karena tertarik sama negara, jadinya saya masuk di Universitas Sam Ratulangi, Fakultas Hukum," jelas Devid dalam video unggahan Sekretariat Presiden, Minggu (29/1/2023).
Suami Siti sekaligus ayah Devid, Hamid Monoarfa, turut bercerita.
Hamid mengaku sebagai supir pengantar tahu tempe ke pasar dan peternakan.
Ia mengaku mendapat upah sekitar Rp50 ribu sekali jalan.
"Ketika Devid lulus, kami sudah bilang tunda dulu sekolahnya, setelah tamat (SMK), cari dulu pekerjaan. Nanti hasilnya simpan untuk biaya sekolah kamu," ujar Hamid.
Tapi, lanjut Hamid, kemauan anaknya yang begitu keras untuk melanjutkan pendidikan, ia tetap bersikeras untuk mencegah hal tersebut.
"Kami sebagai orang tuanya tidak mampu, apalagi berbicara tentang kuliah," lanjut Hamid.
Meski demikian, ia mengaku sudah berpikir bagaimanapun caranya, tetap harus berusaha.
"Pertama kali itu berusaha untuk masuk (universitas) dulu, jadi saat itu kami berusaha membayar yang pertama itu," ujarnya lagi.
Saat ditanya mengenai awal pembayaran, Hamid mengaku harus menyetorkan uang senilai Rp3 juta.
"Susah (mengumpulkannya). Itu tidak sepenuhnya (dari kami), sebagian kami pinjam dari teman-teman. Sampai sekarang juga belum lunas," lanjut Hamid.
Mengenai kendala yang dihadapinya, Devid mengaku sulit.
Meski demikian, ia mengaku teman-temannya sering memberi dukungan.
"Karena, waktu mau masuk itu banyak sekali kendala. Soal administrasi waktu ikut Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), karena uang pendaftaran juga hanya pinjam, sampai sekarang Devid hanya mencicil, karena belum bisa dikembalikan sepenuhnya," tutur Devid sambil menahan tangis.
Ia melanjutkan, dulu saat pendaftaran, ia harus membayar Rp150 ribu untuk ujian Sosial dan Humaniora (Soshum).
Ia mengaku tetap bersikeras ingin kuliah, karena termotivasi dari kerja keras orang tuanya.
"Saya harus mengangkat derajat orang tua," ujarnya lagi.
Ia kemudian menemui salah satu temannya, Zaid, untuk meminta ijin bertemu dengan orang tua temannya itu.
"Zaid, boleh ketemu dengan orang tuamu? Saya mau pinjam uang administrasi SBMPTN," ujar Devid menirukan perkataannya.
Zaid mengiyakan permohonan kawannya itu.
"Saya hanya punya KTP sebagai jaminan, karena Devid belum mampu, tapi insyaallah bisa nyicil," lanjut Devid.
Devid kemudian pergi ke bank untuk bayar uang pendaftaran sambil berdoa.
"Ya Allah, semoga kalau memang ini rejeki, Devid bisa lulus," ujar Devid terbata menahan air matanya.
Menurut sang ayah, Devid merupakan anak yang baik, penurut, rajin, dan tidak pernah membantah.
"Setiap disuruh dia cepat mengerjakan. Kadang kalau dia berangkat pagi pulang malam, makanan yang disimpan (untuk Devid) kadang basi karena dia mengejar ilmunya," tutur Hamid.
Jadi tukang cuci piring

Sang ibu membeberkan, Devid mengaku sering bekerja mencuci piring di rumah temannya dan diupah.
Uang hasil pekerjaan tersebut rencananya ditabung untuk membayar biaya kuliah dan transport Devid.
"Kalau Devid mau pergi kuliah, atau waktu dia masih SMK, dia jalan kaki ke sekolah karena keterbatasan biaya. Dia ke sekolah pakai celana robek yang dia plester, sehingga saya dipanggil ke sekolah," tutur Siti.
Sambil menahan tangis, Siti bercerita, dirinya mengaku tak punya uang untuk membeli baju seragam untuk anaknya.
"Dia ingin sekolah, jadi seragamnya yang robek dia tempel dengan plester obat," ujar Siti.
Devid dituduh begal oleh gurunya, lantaran mengenakan seragam yang robek.
Siti menampik tuduhan tersebut.
"Anak saya bukan begal pak. Saya tahu anak saya. Karena dari SMP kelas 1 sampai SMK kelas 3 tidak pernah beli baju, jadinya banyak robeknya," tutur Siti menirukan perkataannya kepada guru anaknya.
Dibully di media sosial

Devid mengaku sangat mengapresiasi usaha ibunya untuk menemui Presiden Joko Widodo.
Meski demikian, Devid tak kuat menahan tangis saat membuka kolom komentar video ibunya yang diunggah Jokowi ke Instagram.
"Devid buka komentar, memang komentar-komentarnya agak pedas. Pedas pak, jadi Devid tidak tega," ujar Devid sambil menangis.
"Devid bilang, 'mak, jangan begitu'. Mungkin ada juga orang yang lebih susah dari kita, jadi Devid juga merasa bagaimana pak," isak Devid di balik tangisannya.
Ia melanjutkan, setelah itu dirinya berkata pada teman-temannya bahwa ia jadi malu dan minder akibat perbuatan ibunya.
Meski demikian, kawan-kawan Devid tetap memberikan support.
"Vid, ngga usah malu, ini salah satu cara orang tua kamu meminta bantuan. Memang betul, begitu komentar orang, tapi ini adalah perjuangan orang tua kamu, jadi kamu harus kuat," ujar Devid menirukan perkataan temannya.
Langsung ditelpon staf presiden
Siti bercerita, usai bertemu dengan Jokowi, dirinya langsung dihubungi oleh staf presiden.
"Itu jam 5 pak Jokowi berangkat, jam 7 saya langsung ditelpon. 'Bu, tolong kasih data-datanya, akan saya bantu'. Itu yang bicara ibu-ibu," ujar Siti.
"Saat itu saya sedang berjualan, saya langsung duduk menangis, 'Ya Allah terima kasih, ya Allah telah kabulkan saya baca doa selama ini'," lanjut Siti sambil berderai air mata.
Jokowi turun tangan
Siti Mafira, ibu rumah tangga sempat viral pasca meminta bantuan uang kuliah kepada Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja di Manado pekan lalu.
Siti menerima bantuan uang tunai yang dikirimkan langsung sang kepala negara melalui staf kepresidenan di Manado, Sulawesi Utara.
"Setelah kunjungan Bapak Presiden ke Manado tanggal 20 Januari 2023, Bapak Presiden memberikan arahan kepada kami, untuk membantu Ibu Siti Marifa dan anaknya, Mas Devid," ujar Staf Sekretariat Presiden, Ronal Sinamo dalam video unggahan Sekretariat Presiden tersebut.
Ibu rumah tangga yang sehari-harinya berjualan keliling itu, kini tak lagi khawatir soal biaya kuliah anaknya, lantaran sang kepala negara langsung mengirimkan bantuan uang tunai senilai Rp 18 juta.
Siti hanya bisa terisak menyatakan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden Jokowi yang sudah menjawab permohonannya untuk meringankan biaya kuliah anaknya.
"Saya ingin, alasan saya berjuang selama ini untuk anak-anak dan masa depan. Setelah saya dipanggil Allah, harta yang paling indah, harta yang paling luar biasa adalah ilmu. Karena itu saya akan berusaha apapun untuk anak dan masa depan," pungkas Siti.
(*)
Viral Uang Kertas Pecahan Rp250 Ribu Spesial HUT ke-80 RI, Ini Kata Peruri |
![]() |
---|
Viral Balita di Sukabumi Meninggal Dunia dengan Tubuh Penuh Cacing, Ini Fakta-faktanya |
![]() |
---|
Fakta Hoaks Viral Pelatih Orca Jessica Radcliffe Tewas Diserang Paus Pembunuh |
![]() |
---|
Sosok Bupati Pati, Sudewo Naikkan PBB 250 Persen hingga Viral |
![]() |
---|
Viral Penumpang Pesawat Lion Air Teriak Bom dalam Penerbangan Jakarta-Sumut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.