Mengenal Tradisi To Merok, Kerbau tidak Disembelih tapi Ditombak

MAKALE, TRIBUNTORAJA.COM - Salah satu ritual dalam mangrara banua atau syukuran rumah adat di Tana Toraja disebut To Merok. 

Mangrara banua biasanya dilakukan oleh masyarakat Toraja setelah menyelesaikan pembangunan baru dan renovasi rumah adat. 

Upacara adat ini digelar sebagai bentuk ucapan syukur masyarakat Toraja.

To Merok adalah upacara adat mangrara banua kasta tertinggi di Tana Toraja. 

Layaknya pelaksanaan upacara adat yang lainnya, dalam ritual to merok juga ada beberapa aturan. 

Salah satu aturan adalah kerbau yang dipotong pada ritual adat ini tidak boleh disembelih, tapi dirok atau di tombak. 

Dalam bahasa keseharian masyarakat Toraja, budaya ini disebut Mangro' Tedong atau menombak kerbau. 

Salah satu masyarakat Tana Toraja, Asang mengatakan dalam upacara adat To Merok kerbau bisa dipotong tapi harus dirok menggunakan doke atau tombak. 

"Kalau di syukuran rumah itu kerbau tidak boleh ditebas, harus dirok menggunakan doke," katanya. Rabu (25/1/2023). 

Peraturan adat ini menjadi keyakinan turun-temurun masyarakat Toraja. 

“Tidak bisa ditebas karena itu sudah aturan adat, namanya saja diperokki," tuturnya. 

Untuk bisa melaksanakan upacara adat ini juga tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, tapi hanya oleh tongkonan yang sudah melakukan ritual mangrapai'. 

Mangrapai' dalam masyarakat Toraja artinya dari tongkonan tersebut sudah dilakukan upacara kematian besar-besaran selama dua kali pesta. 

"Tidak sembarang rumah adat bisa memotong kerbau, hanya tongkonan yang sudah melalukan ritual mangrapai' atau dua kali pesta kematian besar-besaran," ujarnya. (*)