Layanan Kesehatan

Alasan Tak Ada BBM, Tenaga Kesehatan Puskesmas Bulupoddo Tak Jemput Pasien Sekarat Hingga Wafat

Saat itu Dahlia mengeluh sakit dada secara tiba-tiba. Sehingga ia meminta pertolongan agar segera dibawa ke pusksesmas setempat.

Penulis: Redaksi | Editor: Muh. Irham
ist
Ilustrasi 

SINJAI, TRIBUNTORAJA.COM - Seorang warga Dusun Sahoddi, Desa Lamatti Riattang, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan bernama Dahlia (54) menghembuskan nafas terakhrinya di rumahnya.

Sesaat sebelum meninggal dunia, ia meminta pertolongan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Bulupoddo.

Ia meminta pertolongan agar segera diangkut ke Puskesmas untuk ditangani secara medis.

Saat itu Dahlia mengeluh sakit dada secara tiba-tiba. Sehingga ia meminta pertolongan agar segera dibawa ke pusksesmas setempat.

Ia meminta sang adiknya bernama Andi Sri Bulan untuk datang ke Puskemas menyampaikan kondisinya dan meminta bantuan agar dapat diangkut menggunakan mobil kesehatan Puskesmas.

Sri Bulan pun berangkat ke Puskesmas menyampaikan penyakit yang diderita sang kakaknya dan memohon pertolongan.

Setelah sampai di Puskesmas, Andi Sri Bulan menyampaikan hal itu ke salah seorang dokter setempat.

Ia menyampaikan bahwa kakanya sedang butuh pertolongan medis dan butuh angkutan mobil.

Sebab Sri Bulan tak mampu memboncengnya apalagi cuaca eksrem hujan lebat saat itu.

"Tapi alasan dr Anita, mobil tidak bisa dipakai karena tidak ada BBM-nya," kata Andi Husni Bintang, adik korban, Sabtu (31/1/2022).

Mendengar penyampaian dokter tersebut, Sri Bintang pun bergegas pulang.

Setelah tiba di rumahnya, Sri Bintang pun menyampaikan hal itu ke Dahlia.

Dahlia masih sempat bercakap, sehingga meminta agar sang adiknya segera memijit bagian belakangnya.

Sekitar 10 menit kemudian, nyawa Dahlia tak tertolong.

Atas sikap petugas kesehatan di Puskesmas Bulupoddo disayangkan oleh pihak keluarga besar Dahlia.

"Meski ajal ada di tangan Tuhan namun paling tidak nakes punya upaya menolong warga yang meminta pertolongan," kata Husni Bintang.

Dia berharap agar Puskesmas Bulupoddo tidak memperlalukan hal itu kepada orang sakit yang lainnya, termasuk Puskesmas lainnya di Sinjai.

Atas peristiwa itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sinjai, dr Emmy Kartahara Malik. Ia sangat menyayangkan peristiwa itu.

"Saya menyayangkan adanya kejadian ini, seharusnya petugas datang dulu memeriksa keadaan pasien di rumahnya, bagaimana kondisinya apakah perlu dibawa ke Puskesmas atau tidak," katanya.

Dijelaskan bahwa tahun 2021-2022 anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) berkurang dikarenakan refocusing karena Covid 19.

Namun ia tetap mengoptimalkan pelayanan di Puskesmas kepada masyarakat..

"Kejadian ini akan menjadi pembelajaran untuk melakukan perbaikan dan evaluasi terkait dengan pelayanan kami," katanya.(*)

Atas peristiwa iti, para pegiat sosial di Sinjai menyorot sikap pihak tenaga kesehatan di Puskesmas Bulupoddo. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved