Cerita Wanita Asal Toraja Hidup di Colorado AS di Tengah Isu Badai Dingin Ekstrem Tewaskan 28 Orang

Meliana yang menikah dengan pria Amerika itu hidup di Colorado, wilayah selatan dari negara Amerika Serikat.

Penulis: Redaksi | Editor: Apriani Landa
ist
Meliana Bory (tidak pakai jilbab) reuni bersama teman di Makassar baru-baru ini. Meliana menikah dengan orang Amerika dan tinggal di Colorado. 

TRIBUNTORAJA.COM - Amerika Serikat dihantam badai salju akibat cuaca dingin ekstrim yang melanda negara adidaya tersebut.

Sekira 60 persen populasinya mendapat peringatan cuaca musim dingin ekstrem. Warga diminta waspada karena diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Cuaca super dingin yang disertai badai salju ini memicu pemadaman listik dan menyebabkan puluhan orang meninggal dunia, bahkan banyak yang tewas membeku.

Meliana Bory, wanita asal Toraja, bersyukur karena wilayah tempat tinggalnya di Amerika Serikat tidak terkena dampak cuaca dingin ekstrem.

Meliana menikah dengan pria Amerika, Matthew Campbel, dan hidup di Colorado, wilayah selatan Amerika Serikat.

"Sekarang saya ada di Makassar, habis dari Toraja merayakan Natal bersama keluarga. Tapi keluarga suami di Colorado aman semua. Cuaca dingin ekstrem tidak terdampak di wilayah kami," kata alumni Fakultas Teknik Unhas ini.

Menurutnya, Amerika Serikat itu memang negara besar. Beberapa area itu biasa mengalami cuaca dingin yang sangat dingin.

"Biasa malah sampai -40 derajat Celcius. Untuk area yangg tidak biasa, jelas suhu seperti itu mengancam kehidupan dan keamanan orang," ucapnya.

"Jadi sebagai orang yang sekarang tinggal di sana, saya berharap orang-orang yang berada di area yang tidak biasa terjadi badai, tetap aman," tambahnya.

Wanita asal Buntulobo, Toraja Utara, ini menambahkan, badai dingin yang ekstrim lagi meningkat, tidak hanya di Amerika Serikat tapi juga melanda beberapa negara lainnya seperti Kanada, Jepang, dan Mongolia.

"Jadi saya berharap kita semua ambil bagian untuk mencegah cuaca ekstrim seperti ini terjadi lagi," tambahnya.

Akibat cuaca dingin yang ekstrem ini, 28 orang dilaporkan meninggal dunia di Amerika Serikat. Sekira 380.000 rumah serta bisnis beroperasi tanpa listrik.

Bahkan lebih dari 8.000 penerbangan telah dibatalkan sejak Jumat lalu karena badai yang dimulai dari Arktik itu.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved